Setelah berkeliling ke destinasi-destinasi cantik di kota ini pasti traveler memikirkan membeli oleh-oleh. detikTravel mempunyai satu rekomendasi tempatnya seperti saat berkunjung ke sana, pada Minggu (5/2) lalu.
Lokasi ini bernama Morning Market atau dalam bahasa setempat bernama Talat Sao. Seperti namanya, pasar ini hanya akan buka dan ramai dengan penjual maupun pembeli pada pukul 08.00 hingga 17.00 sore saja.
Nampak depan Morning Market, Vientiane (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel) |
Anda dapat berburu suvenir yang khas dari Laos di tempat ini. Mulai dari makanan ringan hingga kerajinan lokal seperti kain tenun dapat dibeli di sini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Traveler lupa menukar uang? Jangan khawatir, di pasar ini para penjual menerima semua mata uang! Pengunjung pun dapat membayar dengan dolar AS maupun hingga Bath, Thailand.
Di tempat ini, traveler dapat berbelanja dengan semua mata uang dunia (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel) |
Untuk satu kain tenun asli 1 kali 2 meter, harganya cukup mahal, yakni sekitar 1 juta Kip atau setara Rp 1,6 juta. Namun, ada pula kain tenun biasa seharga 120 ribu Kip atau setara Rp 195 ribu. Ada pula suvenir lainnya berupa gantungan kunci yang dijual seharga 20 ribu Kip atau setara Rp 32 ribu.
O iya, semua harga diatas tidak baku lho. Artinya, traveler dapat pula menawarnya. Namun, amat jarang pedagang yang bisa berbahasa Inggris. Anda pun harus lebih ekstra dalam berkeliling.
Selamat berbelanja!
Selain kain, Anda dapat membeli pernak-pernik atau gantungan kunci (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel) |












































Nampak depan Morning Market, Vientiane (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)
Di tempat ini, traveler dapat berbelanja dengan semua mata uang dunia (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)
Selain kain, Anda dapat membeli pernak-pernik atau gantungan kunci (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Usai Bertemu PB XIV Mangkubumi, Ini Upaya Fadli Zon Cegah Dualisme Keraton Solo