Dotonbori memang bukan hanya sekadar wisata belanja, meski banyak toko-toko branded ada di sekitar sana. Lebih dari itu, Dotonbori adalah kawasan bersejarah yang ada sejak tahun 1612.
Nama Dotonbori digunakan untuk menyebut kawasan yang membentang sepanjang Kanal Dotonbori, dari Jembatan Dotonboribashi hingga ke Jembatan Nipponbashi di Distrik Namba, Osaka. Kanal Dotonbori memegang peranan penting bagi perdagangan di masa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah membeli tiket, silahkan antre di barisan yang sudah disiapkan. Biasanya antrean ini berada di tepi sungai persis. Ada beberapa jadwal keberangkatan. Masing-masing jadwal sudah tertera di tiket yang kita beli.
Saat itu, saya kebetulan dapat jadwal pukul 19.00 waktu setempat. Setelah kurang lebih 20 menit antre, akhirnya giliran saya tiba juga. Gerimis pun turun.
![]() |
Saya pun memakai jas hujan itu. Kapal wisata ini mulai berjalan. Selain saya, ada sekitar 20-an orang wisatawan lainnya. Rata-rata mereka berasal dari China dan Korea Selatan, meski ada juga yang warga lokal Jepang juga.
![]() |
Selama perjalanan ini, sang nenek-nenek pemandu sambil bercerita mengenai sejarah kawasan Dotonbori, dan bangunan-bangunan yang berdiri di kanan kirinya.
![]() |
Ada beberapa bangunan yang cukup menarik di sisi kanan dan kiri kanal Dotonbori. Contohnya adalah Namba Hatch, gedung pertunjukan yang kerap dipakai konser artis ternama, termasuk juga grup idol AKB48 juga pernah konser di sini.
Jangan lupakan juga melihat ikonnya Dotonbori, yaitu si Glico Man dari dekat dan di atas kapal yang melaju. Keren banget! Ada juga Love Hotel bernama Rose Lips yang bangunannya begitu unik dan 'menggoda'.
![]() |
Traveler bisa mencoba aktivitas naik kapal wisata ini kalau ada kesempatan berlibur ke Dotonbori. Lebih asyiknya lagi sih bersama pasangan, dijamin akan jadi kenangan yang tak terlupakan.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan