Tradisi Berenang di Wuhan: Tidak Punya Kolam, Gegara Terinspirasi Mao Zhedong

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Berenang di Wuhan: Tidak Punya Kolam, Gegara Terinspirasi Mao Zhedong

Femi Diah - detikTravel
Senin, 14 Des 2020 23:00 WIB
View Sungai Yangtze di Wuhan  (Photo by Hector RETAMAL / AFP)
Sungai Yangtze di Wuhan (AFP/HECTOR RETAMAL)
Wuhan -

Bagi warga Wuhan, berenang bukanlah perkara biasa-biasa saja. Berenang merupakan tradisi kuno dan dipengaruhi oleh Mao Zedong.

Berdiri di samping foto besar Mao Zedong, Shen Peihua mengabaikan udara dingin di kota tempat tinggalnya Wuhan. Ya, Wuhan yang disebut sebagai epicentrum wabah virus Corona.

Dia sedang bahagia setelah bisa kembali berenang di Sungai Yangtze seperti sebelum wabah COVID-19 menerjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya merasa sangat bahagia, seperti terlahir kembali," kata pemain berusia 68 tahun itu seperti dikutip dari AFP, Senin (14/12/2020).

Bukan cuma Shen, warga Wuhan, baik pria ataupun wanita, berdatangan ke Sungai Yangtze. Mereka berenang di sungai terpajang ketiga dunia itu.

ADVERTISEMENT

Semua itu berhenti ketika virus Corona muncul di Wuhan sekitar setahun lalu. Kota berpenduduk 11 juta orang itu menerapkan lockdown secara ketat selama 76 hari yang dimulai bulan Januari.

Lagipula, aktivitas berenang dikhawatirkan menjadi kegiatan yang bisa menularkan virus melalui aliran air. Virus Corona itu telah menewaskan hampir 4.000 orang di Wuhan dalam laporan pemerintah China.

"Kami tidak berenang selama beberapa bulan setelah kota itu ditutup dan pada dasarnya kami tidak berenang di sini dari akhir Januari hingga awal April," kata pensiunan Shen.

Karena Warga Wuhan Adalah Anak-anak Sungai

Berenang di Sungai Yangtze memang sudah menjadi tradisi warga Wuhan. Mereka bahkan melabeli diri mereka sebagai anak-anak sungai.

Predikat Yangtse sebagai sungai terpanjang ketiga di dunia membuat warga sangat akrab dengan kali.Ya, Sungai Yangzte memiliki jarak sekitar 6.300 kilometer dan membentang dari Tibet ke Laut Cina Timur.

Bersama dengan anak sungai, Sungai Han, yang membelah Wuhan, dan dua saluran air itu adalah sumber kehidupan pusat kota.

sekelompok orang bersiap-siap berenang di Sunyai WUhan pada 20 November 20 2020 (Photo by Hector RETAMAL / AFP)Warga berenang di Sungai Wuhan pada 20 November 20 2020 (Photo by Hector RETAMAL / AFP) Foto: AFP/HECTOR RETAMAL

"Kami putra dan putri dari kota sungai dan orang-orang yang tinggal di dua sungai dan empat tepian," kata Shen.

"Karena memiliki sumber air yang bagus, kami harus berenang di Sungai Yangtze," dia menambahkan.

Selain menjadi tempat favorit warga untuk berenang, tepi Sungai Yangtze juga menjadi kawasan bersantai warga Wuhan. Orang-orang bernyanyi, menari, menerbangkan layang-layang, memancing, atau sekadar menikmati jalan-jalan sore yang romantis.

Renang di Sungai Yangtze karena Tidak Ada Kolam Renang

Konon, orang-orang secara tradisional berenang di sungai di Wuhan karena dulunya tidak ada kolam. Padahal, saat musim kemarau, kota itu sangat panas.

Kini, Wuhan sudah memiliki banyak kolam renang. Tapi, tradisi itu tidak luntur.

Bahkan, pada suatu sore yang lembab baru-baru ini, lusinan perenang, mayoritas dari mereka laki-laki dan berusia paruh baya atau lebih tua, menanggalkan celana dan pakaian kemudian nyemplung ke Sungai Yangtze.

Beberapa berenang di dekat tepi sungai dalam kelompok yang terorganisir. Yang lain pergi sendiri atau berpasangan menuju ke tengah. mereka tidak peduli saat ada kapal membajak jalur air, yang lebarnya mencapai 2.000 meter.

Banyak yang tergabung dalam berbagai tim renang amatir dan, menggarisbawahi betapa mendarah daging di sungai dalam kehidupan Wuhan bahkan hingga hari ini, ada museum yang merayakannya.

Terinspirasi Mao Zedong ===>

Terinspirasi Mao Zedong

Berenang di Wuhan bukan perkara biasa sejak 1966. Mao Zedong yang merupakan pemimpin revolusi China berulang tahun ke-73 di tahun itu. Dia mengumumkan kesehatannya dengan berenang.

Shen mengatakan dia tidak belajar berenang sampai dia berusia 50-an dan seperti banyak orang lainnya terinspirasi oleh Mao beberapa dekade sebelumnya.

"Kami melihat ketua Mao yang berusia 70-an masih berenang di Yangtze jadi kami belajar darinya untuk berenang di ombak besar sungai," kata Shen.

Sungai Yangtze Punya Regu Penyelamat

Zhang Jianmin adalah orang lain yang mempercayakan kesehatannya dengan berenang di Sungai Yangtze. Pria 65 tahun itu bahkan membentuk regu penyelamat yang kini memiliki anggota hingga 2.000 orang. Semuanya berstatus sebagai sukarelawan.

Zhang bilang mayoritas kasus adalah orang terjatuh ke sungai. Setidaknya ada 700 orang yang diselamatkan sejak tim itu dibentuk pada 2010.

Zhang mengisahkan penyelamatan yang paling mengesankan. Yakni, saat mereka menolong seorang bocah yang laki-laki jatuh ke sungai.

Insiden itu membuat ayah si bocah melompat ke sungai untuk menyelamatkannya. Padahal, si ayah tidak bisa berenang.

"Saya sedang duduk di sini, di samping air, setelah berenang," kata Zhang.

sekelompok orang bersiap-siap berenang di Sunyai WUhan pada 20 November 20 2020 (Photo by Hector RETAMAL / AFP)Sekelompok orang bersiap-siap berenang di Sungai Wuhan pada 20 November 20 2020 (Photo by Hector RETAMAL / AFP) Foto: AFP/HECTOR RETAMAL

"Kami bisa melihat ayahnya memeluk anaknya, tapi kami bisa melihat kepala mereka naik turun (di bawah air) jadi kami melompat dan saya masuk lebih dulu," ujar Zhang.

Situasi saat itu benar-benar kalut. Tapi beruntung ayah si bocah masih sadar dan bisa melemparkan bocah itu ke arah Zhang.

"Anak itu benar-benar ketakutan dan dia menempel di leher saya begitu kuat sampai saya tidak bisa bernapas," dia mengisahkan.

"Aku kehabisan napas, berenang ke tepi sungai. Untungnya, jaraknya tidak jauh," dia menambahkan.

"Jika sedikit lebih jauh, kita mungkin sudah mati," kata Zhang.

Halaman 2 dari 2
(fem/ddn)

Hide Ads