Permainan Ular Tangga, dari Mana Sih Asalnya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Permainan Ular Tangga, dari Mana Sih Asalnya?

Bonauli - detikTravel
Sabtu, 20 Mar 2021 08:15 WIB
Sejumlah anak bermain permainan ular tangga di Jalan Asep Berlian, Gang Wargaluyu, Cibeunying Kidul, Bandung Jawa Barat, Rabu (3/3/2021). Pengurus RW dan warga setempat berinisiatif untuk membuat permainan tradisional bagi anak melalui karya seni mural guna mengantisipasi anak kecanduan gawai di masa pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Ilustasi permainan ular tangga di Indonesia (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Jakarta -

Permainan ular tangga menjadi teman anak-anak, khususnya di era 90an. Hampir ada di setiap daerah, ular tangga sebenarnya bukan asli Indonesia.

Iya, ular tangga bukanlah permainan asli Indonesia. Dirangkum detikTravel, permainan ini rupanya datang dari India.

Dalam sejarahnya, ular tangga diberi nama mokshapat atau moksha patam oleh masyarakat India kuno. Masih dimainkan hingga kini, asal mula ular tangga masih menjadi perdebatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa ahli sejarah menyebutkan bahwa ular tangga diciptakan oleh Saint Gyandev pada abad ke-13 Masehi. Ia merupakan seorang santo, penyair, filsuf, dan yogi yang lahir di tahun 1.275 masehi. Dia meninggal di tahun 1296 saat berusia 21 tahun.

Pada waktu itu permainan ular tangga digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai ajaran Hindu kepada anak-anak. Versi aslinya, ular tangga hanya memiliki 75 kotak, namun akhirnya berkembang jadi 100 kotak.

ADVERTISEMENT

Jumlah ularnya lebih sedikit dari pada jumlah tangga di dalam permainan. Tangga melambangkan kebajikan dan ular adalah simbol kejahatan. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengajarkan karma dan mencapai surga.

Beberapa kotak dalam permainan ini memiliki makna, yaitu iman (12), keandalan (51), kedermawanan (57), pengetahuan (76), dan asketisme (78).

Sementara kejahatan diwakili oleh ketidaktahuan (41), kesombongan (44), vulgaritas (49), pencurian (52), berbohong (58), kemabukan (62), hutang (69), pembunuhan (73), kemarahan (84), rakus (92), keangkuhan (95), dan nafsu (99).

Namun permainan ini diminati dan dibawa oleh koloni Inggris ke Eropa. Setelah diperkenalkan, ular tangga akhirnya jadi favorit oleh anak-anak di era Victoria.

Permainan ini kemudian dikenalkan secara luas dan sampai juga ke Indonesia. Walau sudah dimodernisasi, namun permainan ular tangga masih belum kehilangan tajinya.

Buktinya, permainan ini kembali diperkenalkan oleh generasi 90an lewat kafe-kafe bertema nostalgia. Kamu masih ingat bagaimana cara memainkan permainan ini?




(bnl/fem)

Hide Ads