Inilah kisah tentang Pulau Reunion yang cantik tapi banyak hiunya. Turis sampai dilarang berenang di perairan pulau ini.
Pulau Reunion adalah sebuah pulau kecil di Samudera India. Pulau ini punya pemandangan seindah surga. Air lautnya berwarna biru jernih dan pasir pantainya putih menggoda.
Namun sayang, turis yang liburan ke Pulau Reunion tidak bisa berenang dengan bebas di perairan cantik pulau ini. Bukan kenapa-kenapa, berenang di Pulau Reunion taruhannya nyawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perairan pulau Reunion jadi tempat tinggal yang nyaman bagi kawanan hiu. Berani berenang di habitat hiu, traveler berarti sudah siap untuk berhadapan dengan predator ganas lautan.
Pulau Reunion sudah terkenal di kalangan wisatawan dengan banyaknya kasus serangan hiu terhadap manusia. Dalam satu dekade terakhir, sudah terjadi puluhan kasus manusia diserang hiu.
![]() |
Traveler pun dilarang berenang dan main surfing di luar wilayah laguna Pulau Reunion. Ratusan ekor hiu sudah siap menyerang jika traveler tetap nekat berenang di perairan yang cukup dalam di pulau itu.
Sejak tahun 2011, tercatat ada 11 orang meninggal akibat serangan hiu di pulau Reunion. Sudah lebih dari 50 kasus serangan hiu yang tercatat dari periode 1988 hingga 2016 di pulau Reunion.
Baca juga: Pulau Reunion, Si Pulau 'Apes' |
Salah satu korban serangan hiu di Pulau Reunion adalah peselancar bernama Rodolphe Arrieguy. Temannya, Erwann Lagabrielle yang jadi saksi mata pun menceritakan peristiwa horror yang dialami Arrieguy tahun 2015 silam.
Serangan itu terjadi di perairan Saint Leu, spot surfing terbaik di pulau Reunion. Saat itu, Lagabrielle menggambarkan suasananya seperti film Horror.
"Itu seperti film horror. Rodolphe diserang hiu 20 meter di depan saya. Air yang semula putih, jadi pink dan berubah jadi merah darah," kisah Lagabrielle.
![]() |
Setelah memberikan perlawanan, akhirnya sang hiu melarikan diri, meninggalkan Rodolphe menderita luka parah di bagian tangannya. Dia pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Rodolphe berhasil selamat, namun harus kehilangan salah satu tangannya.
Lagabrielle yang juga dosen senior Geografi di Universitas La Reunion kini tengah berusaha memecahkan misteri mengapa terjadi begitu banyak serangan hiu di Pulau Reunion. Dia pun mengadakan riset penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"9 dari 10 kasus serangan disebabkan oleh Bull Shark. Pertanyaan berikutnya, apa yang bisa menjelaskan peningkatan serangan hiu itu? Ini bisa jadi karena populasi hiu meningkat atau karena perubahan perilaku," kata Lagabrielle.
Sampai saat ini, penelitian yang dilakukan Lagabrielle masih terus berlangsung. Beberapa faktor alam lain yang diduga mempengaruhi antara lain, perubahan suhu air laut hingga keberadaan gunung berapi Piton de la Fournaise.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol