Negara Amerika Serikat dan Inggris ternyata pernah hampir berperang. Alasannya cuma karena seekor babi.
Dikutip dari BBC, kejadian ini berawal dari Pulau San Juan yang menjadi negara bagian Washington, Amerika Serikat. Pada tahun 1846, Perjanjian Oregon menetapkan paralel ke-49 sebagai perbatasan resmi antara wilayah Inggris dan Amerika di Pacific Northwest.
Namun, dalam perjanjian tersebut, ada pengecualian untuk Pulau Vancouver. Meskipun pulau ini jatuh di bawah paralel ke-49, tapi diizinkan untuk tetap menjadi wilayah Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengecualian ini, menurut kata-kata di dalam perjanjian tersebut, garis perbatasan ditentukan pada "bagian tengah saluran perairan yang memisahkan benua dari Pulau Vancouver".
Tetapi karena perairan Laut Salish berisi banyak pulau kecil dan beberapa saluran yang berbeda, tidak ada tercapai sebuah persetujuan terkait perbatasan yang sebenarnya. Pulau San Juan, adalah salah satu pulau-pulau kecilnya.
Tahun-tahun berlalu, warga yang tinggal di pulau ini damai-damai saja. Ada Kamp Amerika terletak di titik paling selatan pulau itu, letaknya enam mil di selatan Friday Harbor.
Peternakan pertama kali didirikan di Pulau San Juan pada tahun 1853. Saat itu Perusahaan Teluk Hudson yang dikelola Inggris mendirikan Peternakan Domba Belle Vue dengan tujuan mendapatkan pijakan di wilayah tersebut dan menggagalkan klaim saingan Amerika di kepulauan San Juan.
Amerika tak mau kalah dengan membuat pemukiman, dalam lima tahun, belasan pemukim AS telah berlayar dari daratan untuk mengklaim hak penggembalaan - pendaftaran hak yang dianggap ilegal oleh Inggris.
Ketegangan ini akhirnya meletus pada 15 Juni 1859. Ketika itu seorang pemukim Amerika bernama Lyman Cutlar menembak seekor babi yang sedang mencari makan di kebunnya.
Ternyata, hewan itu adalah milik pihak Inggris. Insiden ini membuat Inggris sangat marah dan mengancam akan mengusir pemukim Amerika secara massal.
Amerika meminta perlindungan militer. Kapten George Pickett (yang kemudian berjuang untuk konfederasi dalam Perang Saudara AS) dikirim ke pulau itu, mendarat dengan pasukan 64 orang di dekat Kamp Amerika pada 27 Juli.
Inggris menanggapinya dengan mengirim tiga kapal perang ke daerah itu. Namun Pickett telah meningkatkan pasukannya menjadi 450 orang.
Pihak Inggris kemudian mulai melakukan latihan militer di Pulau San Juan. Latihan ini berlangsung ketika kapal, senjata, dan marinir saling berhadapan di tengah ketegangan militer yang meningkat.
Berita tentang "Perang Babi" sampai ke Washington DC pada Oktober 1859. Presiden Buchanan segera mengirim utusan senior dalam perjalanan panjang ke barat untuk mencoba mengakhiri perselisihan.
Untungnya, kedatangan mereka tepat waktu sehingga mampu meredakan ketegangan. Aksi militer akhirnya dihindari demi gencatan senjata.
"Ada dua orang yang paling dianggap berhasil mencegah perang," jelas Cyrus Forman, penjaga hutan di sana.
"Laksamana Lambert Baynes, komandan pasukan Angkatan Laut Kerajaan di Pasifik, yang menolak untuk terlibat dalam permusuhan apa pun meskipun ada tekanan kuat dari Gubernur Douglas dan legislatif British Columbia; dan Jenderal Winfield Scott, yang melakukan perjalanan dari Kota New York ke Kepulauan San Juan, di mana dia membuat perjanjian pendudukan bersama yang memungkinkan kedua belah pihak untuk secara damai menduduki Pulau San Juan selama 12 tahun sementara proses diplomatik berlangsung."
Pasca 1859, Amerika dan Inggris bernegosiasi selama lebih dari satu dekade untuk menemukan resolusi yang memuaskan untuk sengketa perbatasan.
"Pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa mengingat kerasnya posisi mereka, mereka perlu memiliki arbitrase yang mengikat yang dilakukan oleh arbiter netral," kata Forman kepada saya.
Kaiser Wilhelm dari Jerman dipekerjakan sebagai wasit dan diundang untuk memilih antara dua jalur laut yang berbeda sebagai perbatasan potensial: Selat Haro yang disukai oleh Amerika, atau Selat Rosario yang disukai oleh Inggris.
Pada akhirnya, ia memilih mendukung Selat Haro, dan, pada September 1872, marinir Inggris mengemasi tas mereka saat Pulau San Juan dan pulau-pulau tetangganya secara damai diserahkan ke Amerika Serikat.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol