Hal tersebut disampaikan oleh Cahyo Alkantana. Salah satu tokoh pariwisata yang kental dengan wisata petualangan, sekaligus sebagai pengelola Gua Jomblang dan kawasan Geopark Gunung Sewu di Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Dia menyayangkan pembangunan peternakan ayam dengan nama PT Widodo Makmur Unggas. Sebabnya, peternakan dengan luas 20 hektar itu telah memotong sekitar 5 conical karst untuk mendapatkan lahan yang rata. Satu lagi, limbahnya bakal mencemari sungai-sungai bawah tanah di Geopark Gunung Sewu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Padahal pada tahun 2015 lalu, Geopark Gunung Sewu telah disahkan oleh UNESCO sebagai kawasan Global Geopark Network. Gunung Sewu adalah kawasan karst yang membentang dari Parangtritis di DI Yogyakarta sampai ke Pacitan.
"Conical karst ini satu parameter yang ditetapkan UNESCO untuk Geopark Gunung Sewu. Nggak semua tempat di dunia ada seperti itu, cuma ada di Slovenia dan di Indonesia," kata Cahyo kepada detikTravel, Senin (110/9/2018).
Usut punya usut, UNESCO tiap 4-5 tahun sekali melakukan pengecekan kepada geopark-geopark di dunia. Apakah tetap terjaga kelestariannya, atau malah rusak.
![]() |
"UNESCO tiap 4-5 tahun sekali mengadakan evaluasi berkaitan dengan perjalanan geopark-geopark yang telah disahkannya. Apakah masih berjalan baik atau malah ada penyimpangan, kalau ada penyimpangan bisa dicabut statusnya dari UNESCO. Itu yang saya takutkan," papar Cahyo yang juga menjabat sebagai President Indonesia Adventure Travel and Trade Association (IATTA).
Kalau begitu, apakah di dalam kawasan geopark diizinkan sebagai tempat tinggal masyarakat? Cahyo menjawab tegas, kalau hal tersebut bukanlah masalah.
"Kehebatan geopark adalah peran masyarakat di dalam suatu geopark. Itu harus diikutsertakan, karena tujuan dari suatu geopark adalah untuk memuliakan masyarakat dan alam. Masyarakat dan alam adalah pilar dari suatu geopark," terangnya.
Pembangunan peternakan ayam PT Widodo Makmur Unggas dinilai dapat merusak kelestarian alam di Geopark Gunung Sewu. Padahal, masyarakat Gunungkidul sudah menjaganya dengan baik.
"Kita semua sudah berdarah-darah menjaga Geopark Gunung Sewu untuk terus dilestarikan. Sebab dari sanalah, masyarakat bisa menikmati air bersih dan mendapat masukan dari pariwisata," tutup Cahyo.
Simak video Peternakan Ayam di Geopark Gunung Sewu Jadi Polemik (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia