Sejumlah aktivis lingkungan ramai-ramai mengkritik keras pembangunan tersebut. Alasannya, karena keberadaan peternakan ayam dinilai bisa mengancam kelestarian geopark, dan mencemari sungai bawah tanah di kawasan tersebut.
Kepala Unit Peternakan Ayam PT Widodo Makmur Unggas tersebut, Hanan, mengakui bahwa usaha yang dijalankannya adalah peternakan dengan fokus pembibitan ayam. Namun dia menampik peternakan tersebut berpotensi mencemari lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurutnya, kekhawatiran limbah kotoran ayam akan merusak ekosistem Geopark Gunung Sewu berlebihan. Pasalnya peternakan ayam yang dijalankannya berkonsep modern, tidak sama seperti peternakan tradisional.
"Itu mungkin dia (Cahyo) itu mengira kandang ayam kita kayak kandang dari bambu, kotorannya yang kalau kita dekat saja jijik, kotor, bau, itu jadi masalah, jadi limbah. Itu yang dikhawatirkan Pak Cahyo," tuturnya.
"Sementara kalau di konsep kandang modern di industri peternakan modern tidak akan terjadi seperti itu. Jadi kalau di sini itu kita sudah ada mekanisme untuk menangani limbah jadi pupuk organik yang sangat bermanfaat," lanjutnya.
BACA JUGA: Bukankah Presiden Jokowi Berpesan Menjaga Geopark?
Adapun kandang peternakan ayam yang sedang dibangun PT Widodo Makmur Unggas, lanjutnya, berkonsep tertutup rapat. Pihaknya menjamin kandang berkonsep modern tersebut tidak akan mencermari sungai bawah tanah di kawasan geopark.
"Enggak, sama sekali enggak (merembes ke dalam tanah). Karena kalau sampai merembes itu nanti efeknya penyakit akan tertanam di kandang itu. Efeknya apa? Ya kita ayamnya tidak akan sehat," ucapnya.
"Itu (kotoran ayam) uang, bukan limbah, karena itu ada hasilnya. Limbah padat pasti, dan menghasilkan uang bukan menjadi limbah. Mana mungkin dong kita buang ke luweng, karena itu menjadi uang," paparnya.
Sudah Ada Aktivitas
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Gunungkidul, Irawan Jatmiko mengakui peternakan ayam yang digarap PT Widodo Makmur Unggas tersebut belum memiliki IMB maupun dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
"Sudah sampai izin lokasi, sekarang proses izin lingkungan dengan Amdalnya (ke Dinas PUP-ESDM DIY). IMB-nya belum," jelas Irawan.
Pantauan detikTravel di lokasi, meski belum memiliki dokumen Amdal dan IMB, sejumlah bangunan tampak berdiri megah di lokasi pembangunan peternakan ayam di Pacarejo. Lalu-lalang truk tampak keluar-masuk ke lokasi peternakan.
BACA JUGA: Rugi Besar Jika Status UNESCO Dicabut dari Geopark Gunung Sewu
Namun Kepala Unit Peternakan Ayam, Hanan, enggan berkomentar terkait kandang ayam yang sudah berdiri di lokasi. Dia beralasan tidak berwenang menjelaskan ke media. "Yang lebih tepat menjawab ini kan bagian legal (manajemen)," dalihnya.
detikTravel mencoba meminta izin untuk memasuki lokasi peternakan ayam yang sudah dibangun tersebut, namun tak diizinkan Hanan. Hanan juga melarang detikTravel mengambil gambar baik di dalam maupun di luar lokasi peternakan ayam. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!