TRAVEL NEWS
Sejarah Avianca, Maskapai Tertua Kedua di Dunia, yang Terancam Bangkrut

FOKUS BERITA
Drama Penerbangan di Tengah PandemiMaskapai ini hanya lebih muda beberapa bulan dibanding KLM dari Belanda. Avianca dari Kolombia adalah maskapai tertua kedua sedunia.
Dihimpun detikcom dari berbagai sumber, Avianca adalah maskapai penerbangan internasional yang punya nama. Maskapai, yang didirikan pada 5 Desember 1919 itu, juga memiliki sejarah panjang dan berpredikat maskapai tertua kedua di dunia yang masih beroperasi.
Tapi, perusahaan itu tak kuasa menghadapi badai pandemi Corona, dikutip dari CNN. Avianca pun mengajukan kebangkrutannya di Distrik New York Selatan, AS pada hari Minggu (10/5/2020).
Akankah pandemi Corona ini bakal ditandai sebagai akhir kisah Avianca? Semoga pengalaman panjangnya membuat Avianca mampu bertahan.
***
Avianca didirikan dengan nama SCADTA (Sociedad Colombo-Alemana de Transporte Aéreo). Nama itu masih digunakan hingga kini.
Maskapai ini berkantor pusat di Bogota dengan rumah di Bandara El Dorado di Bogota, Kolombia.
Pesawat Avianca mengudara pertama kali dari Kota Barranquilla ke Puerto Colombia di dekatnya. Pesawat tipe Junkers F13 menjadi pesawat pertama yang dioperasikan untuk mengirim 57 surat.
Maskapai ini mengalami begitu banyak gejolak. Pada Perang Dunia II, maskapai ini dijual pemiliknya, yang salah satunya orang Jerman, ke maskapai AS, Pan American World Airways.
Baca juga: British Airways Bersiap PHK 12.000 Karyawan |
Mengutip Wikipedia, pada 14 Juni 1940, SCADTA merger dengan maskapai Kolombia, SACO (Servicio Aéreo Colombiano) dan membentuk perusahaan baru bernama AerovÃas Nacionales de Colombia S.A. atau Avianca.
Avianca menjadi maskapai asing yang mendominasi Bandara Miami, AS. Begitu banyak penumpang yang diangkutnya dari bandara tersebut.
Maskapai Avianca memiliki 75 rute di 26 negara. Perusahaan ini juga memiliki codeshare dengan puluhan maskapai dari berbagai negara di seluruh dunia.
Maskapai ini menjadi salah satu maskapai terpenting di Amerika Latin. Alasannya, jaringan destinasi terluas untuk penumpang dan kargo juga armada terbesar dan paling baru.
Akhir tahun lalu, Avianca adalah maskapai terbesar ketiga di Amerika Latin berdasarkan pangsa pasar. Perusahaan ini masih di bawah LATAM Airlines dari Chile dan GOL Linhas Aéreas dari Brasil, menurut Euromonitor.
Avianca merupakan anggota dari Star Alliance, grup industri penerbangan yang di dalamnya terdapat pemain besar seperti Lufthansa dan Singapore Airlines. Tahun lalu, sebuah perusahaan induk yang berafiliasi dengan United Airlines membeli saham mayoritas di Avianca.
Avianca jadi maskapai arus utama yang roboh akibat pandemi Corona setelah kabar serupa juga dialami oleh Virgin Australia dan Atlantic, lalu ada maskapai LCC Inggris Flybe.
88% ruang operasi Avianca mengalami pembatasan penerbangan total atau sebagian. Keputusan mengajukan kebangkrutan dimaksudkan untuk melindungi dan menjaga operasi ketika wabah terus berlanjut.
Avianca saat ini mempekerjakan 21.000 orang di seluruh Amerika Latin, termasuk lebih dari 14.000 pekerja di Kolombia. Maskapai ini adalah maskapai nasional negara tersebut.
Selain mengejar perlindungan kebangkrutan, perusahaan berencana untuk menutup bisnisnya di Peru untuk memotong biaya dan memperbarui fokusnya pada pasar inti.
"Avianca menghadapi krisis yang paling menantang dalam sejarah 100 tahun," kata CEO Anko van der Werff.
"Kami percaya bahwa reorganisasi di bawah Bab 11 adalah jalur terbaik ke depan untuk melindungi layanan udara yang kami sediakan di seluruh Kolombia dan pasar lain di seluruh Amerika Latin," dia menambahkan.
Avianca ini memiliki 189 pesawat yang melakukan sekitar 700 penerbangan sehari dengan 30,5 juta penumpang. Tetapi sejak Maret tahun ini, 80% penerbangan komersial penumpang maskapai tak berjalan. Makanya, sangat membebani cadangan kas perusahaan.
Masa yang berat memang, bukan hanya untuk Avianca.
Simak Video "13 Maskapai Asing Ajukan Penerbangan Langsung ke Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)