Siasat China Kuasai Pulau-Pulau Tropis di Benua Asia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Siasat China Kuasai Pulau-Pulau Tropis di Benua Asia

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 16 Jun 2020 12:49 WIB
Fuzhou, Fujian, China. On February 29, 2020, vendors sold vegetables at the closed shop door. Due to the outbreak, the government closed the market.
Foto: Ilustrasi pedagang sayuran di China (Getty Images/xiaoke chen)
Beijing -

Sebuah laporan media China mengungkap siasat China untuk menguasai pulau-pulau tropis di sekitar benua Asia. Bukan lewat militer, melainkan lewat pertanian.

Menurut laporan media Global Times yang berbasis di Beijing, angkatan laut China baru-baru ini memanen sekitar 750 kilogram hasil pertanian di Woody Island, sebuah pulau di Laut China Selatan.

Mereka menggunakan teknologi terbaru bernama 'sand to earth' untuk menumbuhkan berbagai macam jenis sayuran. Mulai dari pok choy, sawi putih, kembang kol, kol, selada dan sejenisnya.

Dilansir detikTravel dari VoA, Selasa (16/6/2020), pada saat panen itu dilakukan, pulau tersebut menjadi rebutan juga dengan negara Vietnam dan Taiwan.

Jauh berada di sisi sebelah selatan, Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina juga tengah berebut klaim atas Spartly Island melawan China. Mereka berkompetisi dengan China atas sumber daya alam melimpah berupa cadangan ikan dan energi di pulau tersebut.

Menurut pendapat para ahli, lewat pertanian, China diklaim akan bisa menggerakkan roda ekonomi di pulau terpencil itu. China kemudian akan mencari pengakuan internasional bahwa merekalah yang menggerakkan aktivitas ekonomi di pulau tersebut.

"Dibanding menggunakan militer, kamu harus melakukan sesuatu yang substantif untuk meningkatkan klaim mereka atas kedaulatan wilayah itu. Kamu harus melakukan sesuatu yang bisa meningkatkan apa yang disebut ekonomi lokal," kata Oh Ei Sun, peneliti senior di Singaporean Institute of International Affairs, seperti dikutip dari VoA.

Teknologi yang diterapkan China itu terbukti berhasil untuk mendukung komunitas warga yang hidup di pulau tersebut. Sudah ada sekitar 1.000 orang tinggal di pulau itu. Mereka sangat bergantung pada pengiriman makanan dari daratan China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberhasilan panen di Woody Island berhasil mematahkan putusan pengadilan di tahun 2016 yang menyatakan pulau di tengah lautan itu tidak bisa 'mendukung' komunitas penduduk yang tinggal di sana.

Instalasi hangar dan radar milik China di beberapa pulau selama beberapa tahun ini tentu saja memicu alarm dari pihak Manila dan negara lain yang merasa berhak atas pulau tersebut.

Taiwan, Vietnam, dan Filipina pun mengikuti langkah China untuk menanam sayuran dan hasil pertanian lainnya di pulau-pulau yang berada di penguasaan mereka.




(wsw/ddn)

Hide Ads