Tradisi tebokan ini merupakan sebuah visualisasi sejarah proses produksi jenang yang dipresentasikan lewat kirab budaya. Tradisi ini sebagai bentuk syukur atas rezeki yang didapatkan warga setempat.
Baca juga: Kudus Mulai Buka Destinasi Wisatanya |
Pantauan detikTravel, acara tradisi digelar di aula dan dimulai sekitar pukul 14.30 WIB. Acara dimulai dengan doa. Setelah itu, ada dua orang membawa gunungan jenang yang tingginya 30 cm. Serta ada satu orang membawa satu tebokan makanan lengkap dengan ingkung ayam. Mereka kemudian diiringi belasan orang dan penabung terbang.
Selanjutnya mereka melakukan kirab dari mushola kantor desa menuju aula Balai Desa Kaliputu. Kurang lebih jaraknya 10 meter.
![]() |
Sesampainya di aula, gunungan jenang berukuran kecil itu dibagikan dengan peserta yang hadir. Peserta pada tradisi itu pun dibatasi. Mereka yang hadir menerapkan protokol kesehatan.
Ketua Panitia Kirab Budaya Tebokan, Sumartono mengatakan, biasanya ada ratusan tebok jenang yang dikirab. Selain itu juga ada puluhan gunungan jenang. Namun, tahun ini hanya ada dua gunungan jenang berukuran kecil.
"Biasanya tidak ada pandemi ada kirab, dari gang satu disuruh membuat gunungan. Namun setelah ada pandemi diselenggarakan semaksimal sederhana mungkin biar tidak mendatangkan warga banyak warga," kata Sumartono saat ditemui di Balai Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kamis (20/8/2020).
"Biasanya ada 100 lebih tembok jenang, selain itu ada empat gunungan berukuran dua meter yang dikirab, namun semenjak ada pandemi ini digelar secara sederhana saja," tambahnya.
![]() |
Ketua Pokdarwis Desa Kaliputu Supriyono mengungkapkan, Kirab Budaya Tebokan merupakan agenda rutin setiap tahun pada 1 Suro. Kirab tersebut sebagai bentuk syukur atas rasa syukur pengusaha jenang di Kaliputu.
"Intinya sudah menjadi agenda rutin, karena Kaliputu merupakan desa wisata. Setiap 1 Suro mengadakan kirab budaya, intinya rasa syukur pengusaha jenang di Kaliputu karena hampir sebagian besar warga Desa Kaliputu ini diuntungkan dengan jenang itu sendiri," ujar dia saat ditemui di Balai Desa Kaliputu sore ini.
"Harapannya ya kita, ini kan ada juga dibarengi doa bersama, dengan adanya kirab akan senantiasa melimpah rezeki dan COVID-19 hilang sirna dari tanah air ini," sambungnya.
Baca juga: Museum Gusjigang Etalase Kudus Tempo Dulu |
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Bergas C Penanggungan mengungkapkan terima kasih atas penyelenggaraan Kirab Budaya Tebokan ini. Karena warga desa hingga sekarang masih melestarikan budaya dan tradisi leluhur.
"Kami ucapkan terima kasih atas panjenengan (kalian) semua telah berupaya nguri - nguri tradisi yang baik," tambah Bergas.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang