Pulau Rinca sempat viral karena masuk dalam destinasi super premium di Labuan Bajo. Pembangunnya sudah sampai mana?
Pulau Rinca masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo yang dihuni oleh penduduk. Rencana pembangunan wisata super premium sempat panas karena adanya penolakan.
Setahun sudah sejak rencana pembangunan. Kini Pulau Rinca sudah ditutup untuk wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan baru mulai 2 minggu lalu, targetnya selesai tahun depan. Mungkin bulan Maret tapi semoga lebih cepat," ujar Shana Fatina, Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kepada detikTravel.
Baca juga: Ini Spot Foto Ikonik di Pulau Padar |
![]() |
Shana menjelaskan bahwa pembangunan zona pemanfaatan ini adalah cara untuk mengurangi beban wisatawan bersentuhan langsung dengan komodo. Dulu target kunjungan hanya berkisar di angka 150 orang, kini jumlahnya sudah sampai 300 wisatawan.
"Ini kurang nyaman (untuk komodo). Kalau ada super premium ini nantinya tidak akan terjadi penumpukan wisatawan," jelasnya.
Semua pembangunan super premium dilakukan di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Komodo. Artinya alat berat dan material memiliki akses untuk masuk ke lokasi tersebut.
"Bangunan dan dermaga totalnya 7.400 meter persegi, ini termasuk 4 bangunan. Jadi nantinya bangunan Tourist Information Center akan memiliki luas 4.000 meter persegi dengan atap dak," papar Shana.
Tujuan dari adanya wisata super premium adalah membagi ruang dengan meningkatkan daya tampung wisatawan. Sehingga semua orang bisa melihat komodo tanpa harus membebani si naga purba.
Terkait dengan penolakan warga yang sempat ramai, Shana membeberkan kalau hal tersebut tidak ada. Yang ada hanyalah kesalahpahaman dari pihak-pihak luar.
"Kalau dari warga enggak ada, kalau dari luar warga itu hanya perspektif saja. Karena semua sudah sesuai prosedur," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!