Hiu lagi-lagi jadi korban manusia. Dulu diburu untuk meningkatkan status sosial, kini kabarnya bakal jadi tumbal untuk menyelamatkan manusia dari COVID-19.
Sebuah perusahaan farmasi raksasa di Inggris menggemparkan dunia di tengah pandemi. Mereka mengatakan akan memproduksi vaksin Corona dari minyak hati ikan hiu yang mengandung squalene.
Untuk mengekstrak 1 ton squalene diperlukan 3.000 ekor hiu. Kira-kira kalau satu orang menerima satu vaksin saja, harus ada 250 ribu ekor hiu yang dibunuh untuk mendapatkan squalene.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski masih wacana, namun isu ini sudah bikin gempar dunia. Keberadaan hiu sendiri kini mulai berkurang tiap tahunnya karena perburuan, apalagi kalau harus jadi vaksin COVID-19.
"Ini kan masih penelitian istilahnya belum terbukti dan belum disahkan, ya mudah-mudahan ini ada cara lain dan nggak jadi direalisasikan," ujar Ria Qorina, seorang penyelam, fotografer underwater dan aktivis pecinta lingkungan di Greenpeace Indonesia.
Hiu sendiri jadi biota laut yang tak pernah lepas dari cerita mitos. Dulu kita tahu bahwa hiu diburu karena diincar siripnya. Sirip hiu bernilai jutaan dan dijadikan sebagai hidangan saat imlek.
Dulunya sup sirip hiu dijadikan lambang dari status sosial. Karena harganya mahal dan langka, maka hanya orang-orang kaya saja yang mampu untuk menikmatinya.
Mitosnya makan sup sirip hiu akan membawa kesejahteraan. Ada pula yang bilang perwujudan rasa syukur atas umur panjang, dan kesuksesan.
Makin ke sini, makin banyak variasi dari mitos hiu. Banyak yang percaya bahwa hiu adalah obat dari penyakit kanker dan yang digunakan adalah tulang rawannya. Harganya pun tidak main-main. Satu botol kecil saja bisa sampai setengah juta rupiah.
"Hiu untuk pengobatan itu sebenarnya mitos setahu saya. Dipergunakan untuk obat sehat, obat kanker kemudian obat apalagi tuh. Setahu saya hanya mitos karena belum terbukti," celoteh Ria.
Kasihan hiu, hanya karena mitos belaka keberadaannya di alam semakin terancam. Hingga kini saja, sudah sekitar 3 juta hiu dibunuh untuk diambil minyaknya. Terbayang kan kalau vaksin ini dibuat jadi nyata? Eksploitasi besar-besaran akan terjadi di lautan. Banyak orang membabi buta memburu hiu hanya untuk iming-iming kesembuhan namun sejatinya mengincar uang.
"Penelitian ini masih wacana, makanya sebelum ketok palu kita mencegah juga dengan petisi atau dengan cara lain. Jangan sampai (vaksin COVID-19) menggunakan hiu, jangan sampai mengorbankan laut," tegasnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol