Pengusaha hotel dan restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah bersiap untuk menyambut long weekend pada akhir Oktober nanti. Dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY untuk sudah ada wisatawan yang melakukan reservasi kamar hotel.
Oleh karena itu, protokol kesehatan ketat pun menjadi hal wajib yang harus disiapkan. Hal itu guna mencegah meledaknya kasus penularan COVID-19 saat libur panjang.
"Dari awal PHRI sudah melakukan protokol kesehatan dan kita menganjurkan yang buka dari Maret harus menerapkan protokol kesehatan sesuai rekomendasi pemerintah," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono saat dihubungi wartawan, Kamis (22/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, untuk libur panjang Deddy menjelaskan sudah ada wisatawan yang melakukan reservasi. Rata-rata dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Reservasi yang masuk sudah 40-50 persen dari kamar yang dibuka. Itu untuk tanggal 29 Oktober. Wisatawan dari Jawa Timur, Jawa Barat," ungkapnya.
Deddy menjelaskan, untuk kapasitas hotel di Yogyakarta yang dibuka maksimal 70 persen dari total kamar. Sementara untuk okupansi masih didominasi hotel bintang 3 ke atas.
"Kapasitas yang dibuka bisa mencapai 70 persen maksimal. Karena tetap harus ada kamar yang dikosongkan. Tapi rata-rata masih 60 persen yang dibuka dari total kamar yang ada," jelasnya.
"Tapi okupansi 40-50 persen yang hotel bintang 3 ke atas dan 20-30 persen untuk hotel bintang 2 ke bawah," sambungnya.
Untuk saat ini sudah ada total 168 hotel dan restoran di DIY yang sudah beroperasi. Pihaknya pun masih terus melakukan verifikasi untuk hotel dan restoran lain.
"Yang sudah beroperasi hotel dan restoran 168 se DIY. Tapi ada yang tutup lagi karena sudah tidak mampu lagi. Kita berjalan terus untuk verifikasi hingga saat ini," terangnya.
Deddy juga turut mengingatkan bukan hanya kepada pengusaha namun juga kepada wisatawan agar terus menerapkan protokol kesehatan.
"Kita berupaya protokol kesehatan ini dengan disiplin ketat terutama yang sudah verifikasi supaya kita saling melindungi. Bukan hanya untuk karyawan tapi propertinya juga," bebernya.
"Kita butuh bantuan masyarakat dan pengusaha hotel penginapan restoran menerapkan protokol kesehatan supaya di DI Yogyakarta ini betul-betul mempunyai daya tarik. Bukan hanya dari budaya dan alam tapi kesehatan juga," pungkasnya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!