Di sisi lain, maskapai menghindari akan kurangnya medan datar, artinya peluang untuk pendaratan darurat bisa sangat sulit dan jarang dilakukan. Hanya ada dua bandara yang layak di wilayah tersebut, Lhasa dan Kathmandu.
Bandara Gonggar Lhasa memiliki landasan pacu sepanjang 4.000 meter. Lalu, Bandara Internasional Tribhuvan Kathmandu memiliki landasan pacu 3.350 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan berarti pesawat komersial tidak pernah terbang di atas Himalaya. Beberapa melakukannya, terutama maskapai penerbangan China.
Baca juga: Kisah Hutan yang Bercahaya, Western Ghats |
Biasanya ada sejumlah penerbangan domestik di Nepal yang memiliki rute ke Pegunungan Himalaya. Selain itu, terdapat beberapa rute internasional jarak pendek, seperti antara Kathmandu dan Xian, Lhasa, dan Chengdu.
Geografi di Pegunungan Himalaya menghadirkan banyak tantangan keselamatan bagi pesawat terbang. Misalnya, jika Anda terbang di FL340, dengan aman di atas gunung tertinggi Himalaya.
Tetapi terjadi peristiwa dekompresi. Jika masker oksigen turun, pesawat harus turun ke ketinggian 10.000 kaki dengan cepat, jika tidak, pasokan oksigen akan habis.
Tapi turun ke ketinggian 10.000 kaki bukanlah pilihan di atas Himalaya. Tidak adanya bandara yang tersedia di dekatnya untuk membuat pendaratan yang tergesa-gesa malah akan memperumit masalah.
Masalah selanjutnya yang mengintai di sini adalah turbulensi yang tak terlihat atau clear air turbulence di sekitar Himalaya. Turbulensi jenis ini sulit dideteksi oleh radar, sehingga sulit bagi pilot untuk melihatnya.
Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), turbulensi udara jernih adalah penyebab nomor satu cedera penumpang dan pramugari dalam kecelakaan non-fatal.
Lalu ada masalah pembekuan bahan bakar. Semakin tinggi Anda terbang, semakin dingin kondisinya.
Bahan bakar pesawat bisa membeku dalam suhu -47 derajat Celcius dan tinggi di atas Pegunungan Himalaya, itu mungkin saja. Biasanya, pesawat akan turun ke ketinggian yang lebih rendah (dan lebih hangat) untuk menghindari masalah tersebut dan melintasi Pegunungan Himalaya bukanlah pilihan tepat.
Simak Video "Video: Pesawat Air India yang Jatuh di Ahmedabad Bawa 242 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol