Pariwisata Bali menjadi yang paling terdampak oleh COVID-19. Jelang libur Natal tahun lalu, kondisi tidak lebih baik.
Suasana Bali yang sepi itu dirasakan oleh salah seorang wisatawan domestik asal Tangerang Selatan bernama Prabas dan istrinya. Menempuh jalur darat, mereka tiba di Bali pada 24 malam atau sehari jelang hari raya Natal.
Sejatinya, tanggal itu sudah merupakan peak liburan wisatawan di Bali saat kondisi normal. Hanya tahun 2020 lalu, kondisi Pulau Dewata sepi bak kota mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu Bali sepi banget, semua toko pada tutup. Sepanjang Legian itu sepi kayak kota mati," ujarnya saat dihubungi detikTravel hari Senin (4/1/2021).
![]() |
Tak hanya di Kuta dan Legian yang menjadi pusat keramaian turis, kawasan Uluwatu hingga Ubud juga sepi. Di Pasar Kesenian Ubud misalnya, para pedagang yang biasanya melayani turis sampai banting harga dan memohon pada wisatawan lokal untuk membeli dagangannya.
"Semua di Bali diskon. Hal yang paling gue sedih, istri gue suka kerajinan. Ke Pasar Kesenian Ubud ada tiga kali, sekarang kondisinya sudah 180 derajat. Mereka kayak begging sampai segitunya ke semua turis yang lewat," ceritanya.
Menurut salah satu masyarakat Bali yang ditemuinya, Pulau Dewata memang sudah sepi sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Namun, kondisinya perlahan mulai membaik di momen libur akhir tahun kemarin.
"Soalnya dari bulan April seperti kota mati, sekarang sudah mulai pelan-pelan. Mulai rame, mereka masih bersyukur," tutupnya.
Selanjutnya: Tidak semua Bali sepi
Namun, tidak semua sisi Bali sepi bak kota mati. Kawasan turis populer baru di Canggu masih ramai dan disesaki oleh turis asing yang entah menetap atau tinggal sementara di Bali.
Hanya saja, Prabas melihat kalau masih banyak turis di daerah Canggu yang seliweran tanpa memakai masker. Untung saja, objek wisata di sana begitu ketat menerapkan prokes.
"Kita ke Canggu aja, dari Kuta ke Canggu cuma sejam. La Brisa rame banget. Di sana harus pakai masker, tapi di sekitar La Brisa banyak yang nggak pakai masker. Di La Brisa banyak banget bule," ujarnya.
Melihat ramainya La Brisa serta turis yang seliweran di Canggu tanpa masker, Prabas dan istri beranjak ke Ubud. Di sana, ia mengaku kondisi lebih baik dan lebih tertib.
![]() |
"Dari Kuta ke Ubud 1 jam juga, ternyata lebih adem dan banyak wisatawan yang pakai masker semua. Lebih taat dan banyak bulenya juga," ujarnya.
Walau sama-sama menjadi destinasi favorit turis, nyatanya bule di Ubud malah lebih tertib memakai masker. Jumlahnya juga tak sebanyak di Canggu yang populer.
Selain itu, ia juga menyempatkan wisata ke Uluwatu hingga GWK yang populer. Di lokasi itu, suasana disebutnya juga cukup sepi.
"Hari keempat ke Uluwatu. Di Uluwatu sepi banget. Jam 1 siang cuma 5-6 mobil parkir," tambahnya.
Jalanan yang tadinya dipenuhi oleh restoran hingga mini market berganti menjadi tulisan closed hingga papan rolling door yang tertutup. Cukup menyedihkan, mengingat dahulu Bali begitu hidup oleh wisatawan.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia