Pulau Lombok diguyur hujan deras sejak pagi tadi hingga siang. Meski demikian, setelah meninjau Bandara Internasional Lombok, Menparekraf Sandiaga Uno tetap bertemu masyarakat desa wisata Bilebante bahas MotoGP Mandalika.
Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya pengembangan kearifan lokal Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini, dirinya didampingi Bupati Lombok Tengah H Moh Suhaili dan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengunjung.
Destinasi yang ia kunjungi adalah Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok Tengah. Sandi tetap mengunjungi desa itu di tengah hujan deras yang sedang mengguyur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi membahas tentang rencana gelar Moto GP sambil mencoba penganan khas Bilebante di sebuah pendopo warga sederhana, Jumat (15/1/2021). Dirinya mengungkapkan hujan deras yang mengguyur desa diharapkan menjadi pertanda baik atas pertemuan mereka.
"Allah turunkan hujan ini, menurut saya ini tanda yang baik. dan semua kita berjuang untuk suksesnya Lombok Tengah, NTB bangkit dan pulih dari cobaan-musibah ini," ungkap Sandi.
"Mudah-mudahan juga MotoGP yang tengah kita perjuangkan akan menjadi pemicu daripada kebangkitan kita, khususnya untuk masyarakat yang ada di Lombok Tengah, NTB dan juga seluruh Indonesia," tambahnya bersemangat.
Kabar baik itu disampaikan Sandi ditandai dengan penuturan Suhaili yang menyebutkan wilayah Lombok Tengah memiliki angka kasus COVID-19 rendah.
Merujuk hal tersebut, Sandi mengusulkan agar Desa Wisata Hijau Bilebante dapat didorong menjadi desa sehat yang mengadopsi K4 atau CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environment) ke depannya.
"Kabar dari Pak Bupati kalau COVID-19 di sini alhamdulillah bisa terjaga ya. Jadi salah satu yang bisa didorong, karena ini adalah 'desa sehat' adalah medical tourism ya Pak," jelas Sandi.
"Dan kita juga lihat di sini pariwisata berbasis kesehatan ini ada trainee (pelatihan) tentang kebugaran. Kita wujudkan ini sebagai destinasi desa wisata yang juga mendatangkan wisatawan-wisatawan Nusantara dan mancanegara untuk kemaslahatan rakyat," tambahnya.
Bersamaan dengan visi tersebut, Sandi kembali mengingatkan agar ajang balap kelas dunia itu dibalut dengan kearifan lokal. Satu di antaranya adalah beragam produk minuman dan penganan khas Bilebante.
Menurutnya, penganan tersebut dapat menjadi produk unggulan warga dalam menumbuhkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif di masa depan.
"Saya pesan bahwa penyiapan MotoGP ini tidak terlepas daripada infrastruktur Pak Bupati adalah kearifan lokalnya," ungkap Sandi.
Selanjutnya: Menparekraf Sandiaga juga menyapa ibu-ibu
"Ini saya tadi dikasih minuman enak sekali, ini namanya minuman apa?," tanya Sandi sembari mengangkat cangkir berbahan tembikar berwarna coklat.
Pertanyaan Sandi pun direspon cepat para ibu yang hadir. Mereka menjawab kompak minuman yang dinikmati Sandi adalah lemon grass tea.
"Lemon grass tea," teriak para ibu.
"Lemon grass tea, bahasa sininya apa?," tanya Sandi dan langsung dijawab seorang ibu, 'serbat'.
"Serbat ya, jadi kita namakan saja lemon grass tea," ungkap Sandi dibalas teriakan dan tepukan tangan meriah para ibu.
![]() |
Selain minuman khas dari Desa Wisata Hijau Bilebante itu, Sandi menunjukkan sebuah panganan yang ditempatkan di sebuah mangkuk tembikar bermotifkan bunga khas NTB.
"Nah ini apa?," tanya Sandi, lalu dijawab para ibu kompak, 'serabi rumput laut'.
"Serabi rumput laut, saya belum coba, tapi nanti saya coba. Pak Gubernur, bagaimana rasanya Pak Gubernur?," tanya Sandi sembari mengarahkan mikrophone kepada Gubernur NTB, Zulkieflimansyah.
"Mmm.. enak banget," celoteh Zulkieflimansyah.
"Enak banget kata Pak Gubernur," tambah Sandi menimpali.
Dalam kesempatan yang sama, seorang Ibu bernama Zainab menyampaikan banyak penganan khas NTB yang diproduksi para ibu setempat.
"Jadi kami di sini punya beberapa produk, salah satunya adalah lemon grass tea. Terima kasih sudah diberikan nama, ya Alhamdulilah," ungkap Zainab sumringah.
"Jadi subhanallah sekali, sangat luar biasa. Kami tidak pernah berpikir sampai ke situ," ujarnya polos.
Lewat pemberian nama tersebut, dirinya berharap penjualan lemon grass tea dapat meroket. Karena, diakuinya kalau rasa dan aroma segar dari lemon grass tea sudah diterima masyarakat Bilebante saat ini.
"Mudah-mudahan dengan dikasih nama, penjualannya semakin meningkat, tinggi, tajam dan ini sudah dirasakan langsung oleh masyarakat. Jadi kami memproduksi produk, kami berikan dulu kepada masyarakat kemudian di pasarkan," jelas Zainab.
"Terus kalau makanan kami punya berbagai macam pak, khususnya Bilebante ini merupakan daerah sawah, tapi kenapa ada rumput laut di sini? Itulah uniknya," ujarnya.
"Terima kasih, saya sangat bersyukur bisa bertemu bapak, mudah-mudahan membawa berkah dan manfaat untuk Bilebante pada khususnya, dan NTB pada umumnya," harapnya.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum