Balai Konservasi Borobudur (BKB), mendorong wisatawan untuk mengunjungi situs-situs yang berada di kawasan cagar budaya Borobudur. Hal ini untuk menghindari terjadinya penumpukkan pengunjung di Candi Borobudur saat kondisi normal kembali.
Untuk di kawasan cagar budaya Borobudur ini terdapat 10 situs, kemudian yang dikelola BKB ada 9 situs antara lain Candi Borobudur, Pawon dan Mendut. Kemudian, Situs Dipan, Brongsongan, Bowongan, Samberan, Plandi dan Kompleks Makam Belanda (Kerkhoff).
![]() |
"Dalam kawasan cagar budaya Borobudur ini itu terdapat 10 situs, tapi yang kita (BKB) kelola 9. Karena Candu Ngawen yang masuk BPCB Jateng. Kita mengelola 9 yaitu Candi Borobudur, Mendut, Pawon, terus Situs Dipan, Brongsongan, Samberan (Tempuran), Bowongan, Plandi (Mertoyudan) dan Makam Kerkhoff," kata Yudi Suhartono, Pamong Ahli Madya BKB saat ditemui di kantornya, Kamis (4/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya yang dilakukan BKB ke depannya jika kondisi pengunjung kembali normal. Nantinya, jika pengunjung Candi Borobudur banyak akan berdampak terhadap candi.
"Borobudur itu hanyalah sebuah magnet, sekarang kondisi pengunjung sedikit. Kalau pengunjung kembali normal akan berdampak pada candi. Dengan banyak pengunjung Candi Borobudur banyak kerusakan seperti yang dibahas dulu ada keausan, vandalisme permen karet, macam-macam," ujarnya.
"Ke depannya makanya kita mulai melakukan pengembangan terhadap situs-situs ini, ditata, dipagar, sewa sambil memperbaiki. Kita arahkan menjadi salah satu dari objek-objek untuk penyebaran pengunjung di Borobudur," tutur Yudi yang juga Koordinator Pemanfaatan BKB itu.
![]() |
Pihaknya berharap pengunjung mulai menyebar mengunjungi kawasan yang ada termasuk balkondes (balai ekonomi desa). Kemudian, salah satunya objek cagar budaya yang ada tersebut.
"Ketika Borobudur itu menjadi sebuah magnet, kita berharap pengunjung menyebar ke kawasan, balkondes-balkondes, termasuk salah satu di objek cagar budaya yang kita kelola," kata Yudi.
Situs-situs yang berada di kawasan cagar budaya Borobudur tersebut, kata dia, semuanya sezaman pada masa Mataram Kuno. Ketika itu, kerajaan Mataram Kuno tidak hanya beragama Buddhis, ada juga Hindu.
"Semuanya sezaman Mataram Kuno termasuk sendang (temuan pemukiman), itu era Mataram Kuno yang semasa Borobudur. Jadi dulu kerajaan Mataram Kuno ini mereka tidak hanya beragama Buddhis ada juga beragama Hindu. Situsnya Hindu seperti kita lihat di Samberan (Tempuran), kemudian di Blowongan, Brongsongan dan Plandi," kata dia.
Sedangkan di luar kawasan cagar budaya Borobudur, kata Yudi, pengelolaannya berada di BPCB Jateng. Untuk itu, pihaknya tidak heran jika di Magelang banyak potensi situs karena dulunya merupakan wilayah Mataram Kuno abad ke-8 sampai abad ke-10 M.
"Magelang potensinya besar karena bagaimanapun Magelang termasuk dalam wilayah kerajaan Mataram Kuno. Kalau ada apa-apa nggak heran ketika disini (Magelang) ada temuan-temuan arkeologi muncul kayak di Sendang itu," katanya.
(elk/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum