Setahun sudah pandemi COVID-19 berdampak pada aktivitas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pedagang pun mengalami penurunan omzet sampai 99 persen.
Momen akhir pekan menjadi harapan para pedagang di TMII untuk meraup pundi-pundi yang. Dalam kondisi normal, puluhan ribu orang bakal memadati objek wisata ini dan menjadi peluang bagi pedagang mendapatkan keuntungan.
Sayangnya, selama pandemi COVID-19, hal itu cuma jadi angan-angan. Salah satu pedagang mainan dan aksesoris di Taman Burung TMII bernama Lani mengungkapkan pendapatannya turun drastis karena pandemi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya ramai (sebelum pandemi COVID-19). Awal-awal turun sampai 99 persen. Apalagi sekarang bulan puasa, tambah sepi," kata dia.
Lani yang sudah 15 tahun berjualan di Taman Burung mengatakan kondisi setahun belakangan merupakan masa tersulitnya saat berdagang. Ia yang biasanya mendapatkan omzet jutaan rupiah dalam kondisi ramai, saat ini hanya bisa mengumpulkan ratusan ribu rupiah.
"Selama pandemi ini kadang-kadang Rp 250 ribu juga sudah bagus. Dulu saat ramai bisa Rp 750 ribu sampai jutaan," ujarnya.
![]() |
Senada dengan Lani, pedagang kaos bernama Slamet juga mengalami penurunan omzet terparah sampai 99 persen. Itu terjadi pada saat awal pandemi COVID-19 merebak di Indonesia.
"Penurunan omzet pas awal Corona sampai 99 persen. Saat itu kan TMII ditutup 3 bulan. Kalau kondisi TMII buka begini, turun 75-85 persen," katanya.
"Biasanya kalau dagang hari Minggu bisa dapat Rp 700 ribu - Rp 1 juta, kondisi Corona begini palingan dapat Rp 100 ribu. Itu juga kalau ada yang beli, kalau tidak ya nggak dapat uang," tuturnya.
Sementara itu, pedagang tas bernama Dede mengaku mengalami penurunan omzet 50 persen sejak awal pandemi. Karena kondisi TMII yang sepi, ia memutuskan hanya membuka toko di hari Sabtu dan Minggu saja.
"Saya buka cuma Sabtu dan Minggu padahal sebelum pandemi setiap hari buka, kecuali Jumat tutup. Kalau lagi ramai Sabtu-Minggu bisa dapat Rp 1 juta, kalau sepi ya setengahnya, kadang di bawah itu," kata dia.
Para pedagang mengaku tak banyak hal yang bisa mereka lakukan dengan kondisi seperti saat ini. Slamet misalnya, untuk dapat membayar pajak toko sebesar Rp 600 ribu per bulan, ia harus mencari pekerjaan sambilan.
"Saya sambil kerja bangunan, babat rumput, ke pasar bantuin teman jualan sembako, ya terpaksa seperti itu. Kalau cuma mengandalkan dagangan ini nggak mungkin bisa," ujarnya.
Ia pun tak mengambil keuntungan banyak dari kaos dagangannya. Bisa dibilang ia mengobral dagangan daripada tidak mendapatkan uang sama sekali.
"Saya jualnya nggak sesuai harga. Modal kaos Rp 30 ribu, saya jual Rp 35 ribu. Daripada nggak jadi duit. Yang penting untuk bertahan dulu lah, buat beli kebutuhan dapur dulu," ia mengungkapkan.
Saat ini, TMII memang sudah kembali dibuka untuk pengunjung dengan kapasitasnya yang masih dibatasi 50 persen atau sekitar 30 ribu orang. Berdasarkan pengamatan detikcom pada Sabtu lalu, tempat ini memang sepi dan diperkirakan pengunjung yang datang tak sampai batas kapasitas tersebut.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!