Kontroversi yang Membayangi Bukit Algoritma

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lipsus Bukit Algoritma

Kontroversi yang Membayangi Bukit Algoritma

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 01 Mei 2021 05:12 WIB
Kondisi Cikidang Plantation Resort, bakal Bukit Algoritma.
Lokasi Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi (Agung Pambudhy/detikcom)
Sukabumi -

Kawasan Cikidang di Sukabumi direncanakan jadi Silicon Valley Indonesia lewat program bertajuk Bukit Algoritma. Namun, sejumlah kontroversi menyertai.

Sejak program Bukit Algoritma mencuat ke publik, nama kawasan Cikidang di Sukabumi ikut naik daun. Alasannya, di Cikidang itulah lokasi yang nantinya menjadi Bukit Logaritma atau Silicon Valleynya Indonesia.

Diketahui, Bukit Algoritma itu akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektar milik Direktur Utama PT Bintang Raya Lokalestari (BRL) Dhanny Handoko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya kabar itu kian santer setelah perusahaan pelat merah, PT Amarta Karya (Persero) atau Amka menekan kontrak pekerjaan pengembangan rencana kawasan ekonomi khusus (KEK) pengembangan teknologi dan industri 4.0 tersebut awal Maret kemarin.

Bukit Algoritma dari udara.Cikidang Plantation Resort yang akan disulap jadi bagian Bukit Algoritma di Sukabumi (Satria/20detik)

Nama politisi PDIP Budiman Sudjatmiko ikut muncul selaku Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya KSO sebagai sosok di balik proyek Bukit Algoritma.

ADVERTISEMENT

Budiman mengatakan nilai proyek Bukit Algoritma senilai Rp 18 triliun. Kemudian Rp 1,4 triliun masuk ke ekosistem dan masih dalam proses 1 miliar Euro investasi dari Jerman.

"Bukit Algoritma hanya klaster, ada investasi masuk ke klaster, ada yang masuk ke ekosistemnya. Jadi Rp 18 triliun lain masuk ke ekosistem. Energi terbarukan dari kulit beras," ujar Budiman.

Pembangunan Bukit Algoritma itu digadang-gadang dilakukan di atas lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Cikidang. Hanya sejak diusulkan tahun 2017 lalu, kepastian itu masih belum terlaksana.

Dhanny Handoko, Dirut PT Bintang Raya Loka Lestari.Dhanny Handoko, Dirut PT Bintang Raya Loka Lestari (Agung Pambudhy/detikTravel)

Status KEK Cikidang yang masuk ke atas lahannya itu juga dikonfirmasi oleh Dhanny saat tim detikcom berkunjung ke sana Senin lalu (26/4). Statusnya memang masih belum menjadi KEK.

"Kalau perizinan KEK hampir 3 tahun lalu, melibatkan Sukabumi dan Pemprov Jawa Barat. Harusnya kalau perizinan hampir lah. Ini masih dalam usulan (KEK). Seharusnya gak lama lagi," tuturnya.

Hanya saja Dhanny tak mau berandai lama untuk menunggu kepastian dari status KEK Cikidang. Ia berujar, bahwa proses Groundbreaking akan dilakukan setelah momen Lebaran tahun ini.

"Rencananya setelah Lebaran. Kami hanya menyiapkan ruang yang sebaik-baiknya," ujar Dhanny.

Dhanny pun cukup percaya diri, khususnya setelah didukung penuh oleh Budiman Sudjatmiko. Hanya apabila tetap membangun tanpa status KEK yang merupakan otoritas khusus, Dhanny dan pihak pengusung wajib menyelesaikan urusan dengan Pemkab Sukabumi untuk perizinan.

Selanjutnya: Perlu izin Pemkab Sukabumi

Apabila suatu daerah atau kawasan telah memperoleh status KEK, maka aturan yang ada tidak melibatkan Pemkab atau Pemkot setempat. Hanya jika tidak, restu dari Pemerintah setempat harus didapatkan. Itulah salah satu permasalahan yang ada dalam pembangunan Bukit Algoritma.

Ditemui terpisah di pendopo kantornya, Bupati Sukabumi Marwan Hamami berujar belum mendapat kabar lebih lanjut soal investasi di Bukit Algoritma.

Bukit Algoritma belum dibahas Pemkab SukabumiBukit Algoritma belum dibahas Pemkab Sukabumi (Syahdan Alamsyah/detikcom)

"Saya sampai hari ini tidak menerima kabar dari staf untuk investasi tersebut, baru dari detik.com sehingga saya juga bertanya," ujarnya.

Terkait izin, pihaknya siap membantu apabila nantinya Bukit Algoritma tidak dibangun di atas status lahan KEK. Namun, ada langkah yang harus ditempuh.

"Perizinan ini harus ditempuh kalau itu di luar KEK, dan kita akan bantu semaksimal sesuai dengan aturan-aturan," dia menjelaskan.

Lebih lanjut, Marwan juga meminta jajarannya untuk memastikan kejelasan dari investasi bernilai Rp 18 Triliun di Cikidang itu.

"Untuk sampai hari ini kita memerintahkan badan perizinan untuk mengkomunikasikan, sejauh mana keseriusan dari posisi keberadaan investasi ini," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Asa Indonesia Punya Silicon Valley Lewat Bukit Algoritma"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/fem)

Hide Ads