Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di antara dua samudera dan dua benua, yakni Samudera Hindia dan Pasifik, serta Benua Asia dan Australia. Lalu bagaimana dengan letak astronomis Indonesia?
Tercatat luas wilayah Indonesia mencapai 1,9 juta km² dengan mayoritas luas adalah perairan dan sisanya daratan yang berbentuk pulau-pulau.
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2017 yang dirilis tahun 2018 baik yang besar maupun yang kecil mencapai 16 ribu. Hal itu menurun dibanding tahun 2016 jumlah pulau Indonesia mencapai 17.504.
Adapun, pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Papua, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Dilihat dari besaran jumlah, pulau terbanyak terdapat di Provinsi Papua Barat dengan jumlah mencapai 4.108.
Kemudian, disusul oleh Kepulauan Riau yang memiliki 1.994 pulau, Sulawesi Tengah 1.632, Maluku 1.286, dan Maluku Utara sebanyak 856 pulau.
Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis merupakan posisi suatu wilayah berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Berdasarkan posisi bujurnya, Indonesia terletak di belahan bumi Timur.
Secara astronomis Indonesia terletak di 95° sampai dengan 141° Bujur Timur serta 6° Lintang Utara sampai 11° Lintang Selatan. Hal itu ditandai dengan seluruh wilayah Indonesia berada di iklim tropis.
Memiliki 3 Waktu
Dampak letak astronomis Indonesia menyebabkan adanya perbedaan waktu di wilayah Indonesia yakni WIB, WIT, dan WITA.
Adapun, batas garis bujur mengakibatkan Indonesia juga terbagi atas tiga waktu, yakni wilayah waktu Indonesia Barat (WIB) yang berbatasan dengan garis bujur 105 ° dan memiliki perbedaan waktu +7 terhadap GMT (Greenwich Mean Time).
Kemudian, ada juga wilayah waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berbatasan dengan garis bujur 120° dan memiliki perbedaan waktu +8 terhadap GMT (Greenwich Mean Time), serta wilayah waktu Indonesia Timur (WIT) yang berbatasan dengan garis bujur 135° memiliki perbedaan waktu +9 terhadap GMT (Greenwich Mean Time).
Memiliki 2 Musim
Selain perbedaan waktu, letak astronomis Indonesia menyebabkan adanya dua musim, yakni kemarau dan hujan. Hal itu juga dikarenakan karena Indonesia berada di garis Khatulistiwa yang berbeda dengan negara lain yang memiliki empat musim, panas, gugur, dingin, dan semi.
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Dengan berada di garis Khatulistiwa tersebut, Indonesia memiliki suhu udara, curah hujan, kelembaban yang rata-rata tinggi, serta terjadinya hujan zenithal.
Iklim tropis yang terbentuk di wilayah Indonesia juga menyebabkan adanya keanekaragaman flora dan fauna di beberapa wilayah. Bahkan banyak muncul spesies langka yang hanya ada di Indonesia.
Itulah dampak letak astronomis Indonesia terhadap waktu, musim, dan keanekaragaman flora-fauna.
Simak Video "Video: Kenapa Musim Kemarau 2025 Datang Lebih Lambat Ya?"
(lus/ddn)