Bisnis kondom di Jepang babak belur gegara tidak ada turis asing. Harapan untuk mendapatkan momen bangkit di Olimpiade 2020 Tokyo pupus.
Bagi para pembuat kondom Jepang, Olimpiade 2020 seharusnya menjadi kesempatan emas untuk meraup untung. Selain menargetkan turis yang masuk Jepang, mereka juga menyasar atlet.
Baca juga: Ada Kampung Jepang di Kepulauan Seribu |
Dikutip dari AFP, produsen kondom di Jepang juga sudah melakukan inovasi untuk menyambut Olimpiade 2020 yang digelar mulai 23 Juli itu. Salah satunya, kondom model ultra-tipis 0,01 sampai 0,02 mm terbuat dari poliuretan.
Perusahaan kondom Jepang Sagami Rubber Industries bahkan sampai membangun pabrik di Malaysia untuk menambah produksi. Mereka mengantisipasi melonjaknya permintaan pada saat Olimpiade 2020.
Tapi, adanya pembatasan jumlah penonton, cuma 10.000 penonton di setiap venue pertandingan dan tidak melebihi 50 persen dari kapasitas staadion, protokol kesehatan yang ketat, dan peraturan yang mencegah distribusi kondom premium ke kompetitor bikin produsen kondom tidak berkutik.
Sejak Olimpiade Seoul 1988, ratusan ribu kondom gratis memang telah dibagikan di Olimpiade. Itu demi seks yang aman saat para atlet elite dunia berbaur dalam jarak dekat.
Tapi, pandemi virus Corona mengubah tradisi tersebut. Atlet dilarang melakukan segala bentuk fisik yang tidak perlu, dan itu diyakini berpengaruh terhadap penggunaan kondom, selama berada di Kampung Atlet.
Tuan rumah tetap bakal membagikan kondom kepada atlet, disiapkan 160.000 kondom, namun itu hanya bisa dijadikan suvenir. Itu pun cuma kondom berbahan lateks.
Bisnis kondom di Jepang sudah meredup sejak gerbang untuk turis asing ditutup di awal pandemi virus Corona. Di kawasan Harajuku Tokyo dan Shibuya, yang biasanya penuh sesak dengan warga lokal dan turis asing, menjadi sepi. Situasi itu berimbas signifikan terhadap jumlah kunjungan ke butik Condomania yang dikelola oleh Koji Negishi.
Baca juga: Dikira Mayat Ngapung, Ternyata Boneka Seks |
(fem/ddn)