Menurutnya, masyarakat di kampung ini pada awalnya hanya sebatas memproduksi jamu gendong sebagai mewarisi budaya herbal nenek moyang. Namun seiring waktu, para pembuat jamu mulai berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Sutrisno mengatakan jamu yang dihasilkan dari Desa Wisata Jamu Kiringan kini semakin beragam, mulai jamu dalam bentuk sirup, kemasan instan siap seduh, jamu serbuk, hingga jamu dalam bentuk kapsul. Bahkan, ada pula produk kekinian yang menurutnya bisa membuat jamu lebih dekat ke kalangan milenial yakni berupa permen jamu, es krim jamu, dan wedang jossja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan wedang jossja merupakan produk jamu instan dengan tambahan krimer untuk membuat jamu terasa seperti minuman segar. Sutrisno pun menambahkan beragam produk jamu ini bisa menjadi oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Jamu Kiringan.
Selain itu, Sutrisno menyampaikan wisatawan juga bisa bermalam di Kampung Jamu Kiringan sebab terdapat sejumlah homestay yang ditawarkan dengan tarif terjangkau. Wisatawan bisa langsung menghubungi pemandu untuk diarahkan ke sejumlah homestay yang dikelola warga.
Rute ke Desa Wisata Jamu Kiringan
Kampung Jamu Kiringan berjarak sekitar 17 km dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi ini bisa ditempuh melalui jalan Parangtritis ke selatan, hingga sampai di perempatan Bakulan. Dari sini, wisatawan bisa berbelok ke kiri sekitar 1,5 km untuk kemudian tiba di perempatan.
Di perempatan tersebut, akan terdapat papan panduan menuju Kampung Jamu Kiringan yang mengarah ke kanan. Dari tempat ini, lokasi desa wisata bisa ditempuh sekitar 5 kilometer atau kurang lebih 15 menit perjalanan kendaraan roda 4.
"Bagi wisatawan yang mau berkunjung ke Bantul pasca PPKM nanti, bisa mengunduh aplikasi JELAJAH BANTUL di Playstore. Tapi, pastikan wisatawan tetap menjaga protokol kesehatan dengan menjalani 5M," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo.
Kwintarto pun mengimbau para wisatawan untuk dapat mengunduh aplikasi QUAT guna meminimalisir kontak. Ia menyebutkan aplikasi ini menjadi sarana pembayaran non tunai yang bisa dimanfaatkan wisatawan. Sementara untuk reservasi kedatangan, wisatawan juga bisa mengunduh aplikasi Visitingjogja di Playstore dan mengaksesnya secara online.
(adv/adv)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol