Perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang seharusnya ramai penonton, justru terlihat sepi. Hal ini karena Jepang menutup pintu untuk kunjungan turis di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di sana.
Tentunya kebijakan itu berimbas pada pelaku wisata yang gagal mendapatkan cuan dari ajang olahraga terbesar di dunia tersebut. Salah satu destinasi yang terdampak adalah Asakusa yang merupakan destinasi wisata populer di Tokyo.
Mulanya, Asakusa diproyeksikan bakal dipenuhi ribuan pendukung atlet olimpiade. Namun karena COVID-19 tak kunjung reda, harapan itu pupus sudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kondisi Asakusa begitu sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang mampir ke sana.
"Seharusnya ada banyak turis lokal dan asing di wilayah Asakusa saat Olimpiade Tokyo," kata pedagang manisan Jepang, Shuichi Inoue seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (28/7/2021).
"Wilayah ini sangat sepi dan kami kecewa," ia melanjutkan.
Area turis yang berada di sekitar venue Olimpiade Tokyo 2020 dan di wilayah-wilayah lainnya juga terdampak larangan masuk turis ke Jepang. Misalnya salah satu distrik fashion kelas atas dekat Ometesando yang juga tak terjamah kunjungan manusia.
Salah satu pemilik toko oleh-oleh yang dulunya beroperasi di sana, Yoshihisa Omae menuturkan ia sampai harus pindah ke daerah Hiro-o dekat Shibuya karena tempat itu sepi. Karena pandemi, Omae kehilangan kesempatan untuk menonton dan meraup keuntungan dari upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
"(Pemasukan) kurang dari setengah, mungkin hanya 10 persen, secara praktis tidak ada apa-apanya dibandingkan ekspektasi saya," ujarnya.
Kendati banyak menuai mudarat, pakar ekonomi dari Keio University mengatakan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 masih memberikan keuntungan daripada jika olimpiade itu dibatalkan.
"Pandemi COVID-19 dimulai tahun lalu, jadi keuntungan ekonomi yang kita harapkan didapatkan tahun lalu, tidak tercapai," kata Shirai.
"Tapi tetap saja, menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020 memunculkan beberapa aktivitas ekonomi tambahan, beberapa orang Jepang juga mengubah bisnis mereka untuk bertahan hidup," imbuhnya.
Perubahan bisnis ini misalnya, dilakukan seorang pemilik apartemen di Tokyo bernama Yume Shimazaki. Ia mulanya ingin menyewakan apartemen untuk penonton Olimpiade Tokyo 2020. Akan tetapi dengan kondisi sekarang ini, ia mulai menyewakan apartemennya untuk orang yang membutuhkan isolasi mandiri.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum