Turis Dilarang Masuk, Pelaku Wisata Olimpiade Tokyo 2020 Tercekik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Dilarang Masuk, Pelaku Wisata Olimpiade Tokyo 2020 Tercekik

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 28 Jul 2021 23:22 WIB
A woman walks in the empty Asakusa district, usually popular with tourists, Wednesday, April 1, 2020, in Tokyo. The United Nations Secretary-General Antonio Guterres on Tuesday, Aug. 25, 2020, said the global tourism industry has been devastated by the coronavirus pandemic, with $320 billion lost in exports in the first five months of the year and more than 120 million jobs at risk. (AP Photo/Eugene Hoshiko, File)
Asakusa, Jepang. Foto: AP Photo
Tokyo -

Perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang seharusnya ramai penonton, justru terlihat sepi. Hal ini karena Jepang menutup pintu untuk kunjungan turis di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di sana.

Tentunya kebijakan itu berimbas pada pelaku wisata yang gagal mendapatkan cuan dari ajang olahraga terbesar di dunia tersebut. Salah satu destinasi yang terdampak adalah Asakusa yang merupakan destinasi wisata populer di Tokyo.

Mulanya, Asakusa diproyeksikan bakal dipenuhi ribuan pendukung atlet olimpiade. Namun karena COVID-19 tak kunjung reda, harapan itu pupus sudah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, kondisi Asakusa begitu sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang mampir ke sana.

"Seharusnya ada banyak turis lokal dan asing di wilayah Asakusa saat Olimpiade Tokyo," kata pedagang manisan Jepang, Shuichi Inoue seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (28/7/2021).

ADVERTISEMENT

"Wilayah ini sangat sepi dan kami kecewa," ia melanjutkan.

Area turis yang berada di sekitar venue Olimpiade Tokyo 2020 dan di wilayah-wilayah lainnya juga terdampak larangan masuk turis ke Jepang. Misalnya salah satu distrik fashion kelas atas dekat Ometesando yang juga tak terjamah kunjungan manusia.

Salah satu pemilik toko oleh-oleh yang dulunya beroperasi di sana, Yoshihisa Omae menuturkan ia sampai harus pindah ke daerah Hiro-o dekat Shibuya karena tempat itu sepi. Karena pandemi, Omae kehilangan kesempatan untuk menonton dan meraup keuntungan dari upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.

"(Pemasukan) kurang dari setengah, mungkin hanya 10 persen, secara praktis tidak ada apa-apanya dibandingkan ekspektasi saya," ujarnya.

Kendati banyak menuai mudarat, pakar ekonomi dari Keio University mengatakan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 masih memberikan keuntungan daripada jika olimpiade itu dibatalkan.

"Pandemi COVID-19 dimulai tahun lalu, jadi keuntungan ekonomi yang kita harapkan didapatkan tahun lalu, tidak tercapai," kata Shirai.

"Tapi tetap saja, menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020 memunculkan beberapa aktivitas ekonomi tambahan, beberapa orang Jepang juga mengubah bisnis mereka untuk bertahan hidup," imbuhnya.

Perubahan bisnis ini misalnya, dilakukan seorang pemilik apartemen di Tokyo bernama Yume Shimazaki. Ia mulanya ingin menyewakan apartemen untuk penonton Olimpiade Tokyo 2020. Akan tetapi dengan kondisi sekarang ini, ia mulai menyewakan apartemennya untuk orang yang membutuhkan isolasi mandiri.




(pin/ddn)

Hide Ads