Venesia kebanjiran turis sejak gerbang negara dibuka. Mereka pun mengambil kebijakan dimana turis yang datang harus membayar 'uang masuk'.
Diberitakan Traveller, Senin (6/9/2021) Venesia kembali dipadati turis setelah hampir dua tahun tak ada pergerakan sama sekali dalam wisatanya. Ternyata, timbul lagi masalah baru terkait wisatawan yang membuat sesak Venesia; revenge tourism atau pariwisata balas dendam.
Hotel-hotel melaporkan tingkat hunian yang bagus, juga jalan-jalan sempit dipenuhi oleh wisatawan. Serbuan wisatawan ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana cara Venesia mengendalikan ambisi liburan ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat di Venesia mengusulkan membangun pintu putar seperti yang ada di bandara. Ini memungkinkan pihak berwenang bisa menutup kota jika jumlahnya sangat banyak.Tapi, gagasan itu tidak ditanggapi serius.
Nah, cara ini yang tampaknya lebih diminati.
Nantinya, hanya wisatawan dengan aplikasi khusus dan kode QR yang dapat melewati pintu putar, mirip dengan yang terlihat di stasiun kereta api atau resor ski.
"Untuk datang ke Venesia, Anda harus melakukan pemesanan," kata Luigi Brugnaro, wali kota Venesia.
"Kami tidak bisa terus menerima turis dalam jumlah besar. Venesia adalah kota kecil dan sangat rentan. Jumlah pengunjung harus sesuai dengan ukuran Venesia. Jika tidak ada ruang, Anda tidak akan bisa masuk," dia menambahkan.
Pengunjung yang menginap setidaknya satu malam di sebuah hotel di Venesia akan diberikan kode QR secara otomatis, bahwa mereka telah membayar tarif semalam yang dikenakan oleh kota.
Tetapi siapa pun yang ingin mengunjungi Venesia hanya untuk hari itu, seperti yang telah dilakukan jutaan orang dari seluruh dunia selama bertahun-tahun, maka dia harus memiliki aplikasi dan kode QR di ponsel mereka.
Dan mereka harus membayarnya β¬3 (Rp 50 ribuan) per orang selama musim sepi, β¬10 (Rp 169 ribu) per orang selama periode sibuk seperti bulan Paskah dan musim panas. Pihak berwenang menyebutnya sebagai "kontribusi untuk mengakses" tetapi sebenarnya itu adalah pajak turis.
Jika kota diserbu oleh terlalu banyak day tripper, maka tidak ada lagi akses yang akan dijual dan pintu putar akan ditutup. Pintu putar uji coba akan segera dipasang dan sistem diharapkan dapat beroperasi pada musim semi berikutnya.
Halaman berikutnya >>> Terbantu bentang alam
"Kami akan memiliki lima atau enam pintu masuk utama," kata walikota. Dia memperkirakan berdasarkan arus wisatawan pada masa normal, sebelum pandemi, pintu putar akan beroperasi sekitar 90 hari dalam setahun.
"Bukannya kami akan menghasilkan uang dari sistem baru ini karena akan mahal untuk diterapkan," dia menambahkan.
Dengan pintu putar dan batas jumlah, Venesia menyampaikan pesan yang jelas sebagai pengganti pelancong harian yang menghabiskan sedikit selama kunjungan kilat, mereka ingin orang-orang tinggal lebih lama lagi.
"Kami pikir lebih sedikit lebih banyak. Kami ingin melihat turis yang ingin merasakan Venesia, tidak hanya berlari ke St Mark's Square dan pergi. Silakan datang ke Venesia, tetapi luangkan waktu Anda, pelan-pelan." kata Simone Venturini, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas pariwisata.
Simak Video "Video: Evakuasi WNA Brasil di Jurang Rinjani Terkendala Cuaca"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!