TRAVEL NEWS
9 Fakta tentang Stasiun Jakarta Kota, Sudah Tahu?

FOKUS BERITA
Hikayat Stasiun KA JabodetabekStasiun Jakarta Kota merupakan salah satu stasiun yang terdaftar dalam cagar budaya. Banyak fakta menarik tentang stasiun bersejarah nan megah ini, lho.
Stasiun Jakarta Kota tidak hanya sebagai tempat pemberhentian kereta saat ini. Namun, stasiun ini menghubungkan traveler dengan destinasi wisata Jakarta di sekitarnya.
Stasiun ini dulu namanya Stasiun Beos. Selain itu, sejumlah fakta lain dicatat dari stasiun ini.
Dirangkum detikcom, berikut fakta -fakta tentang Stasiun Jakarta Kota.
1. Gabungan dari dua stasiun
Dahulu terdapat dua stasiun di kawasan Kota Lama Batavia, yaitu Stasiun Batavia NISM, milik maskapai kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatchappij, dan Stasiun Batavia BOSM, milik Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij.
Stasiun Batavia NISM yang dikenal pula dengan Stasiun Batavia Noord melayani rute Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Sementara itu, Stasiun Batavia BOSM atau Stasiun Batavia Zuid mengoperasikan kereta api lintas Jakarta-Bekasi-Karawang.
Kedua stasiun yang berjarak 200 meter dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga penumpang yang hendak berpindah rute harus berjalan kaki. Singkatnya, karena menyusahkan para penumpang kereta api, stasiun yang berdekatan juga dianggap membahayakan bagi perjalanan kereta api pada persimpangan jalur, mengingat teknologi keselamatan pada saat itu belum handal.
Dalam perkembangannya, kedua operasional kereta api di Jakarta dikelola oleh perusahaan kereta api negara, Staatssporwegen (SS). Tahun 1898, SS membeli seluruh jaringan milik BOSM dan jaringan kereta api milik NISM tahun 1913.
Selepas SS menguasai seluruh jaringan kereta api di Jakarta maka diadakan penataan ulang terhadap sistem angkutan kereta api. Salah satunya, mendirikan stasiun baru di Jakarta yang terintegrasi.
Lokasi stasiun baru yang hendak dibangun ialah menempati Stasiun Batavia Zuid, sehingga pada tahun 1923 stasiun ini ditutup.
Adapun, Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara yang yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang) tetap beroperasi sebagai stasiun sementara yang melayani penumpang dan barang sampai stasiun baru selesai.
Khusus untuk pengangkutan barang, dibangun stasiun barang di Heemradenplain di sebelah utara Stasiun Batavia Noord.
Seorang arsitektur kenamaan kelahiran Tulungagung, Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels dari biro arsitek Algemeen Inginieurs en Architectenbureau (AIA) mengambil alih peran merancang stasiun terminus dengan mencoba membuat beberapa variasi desain pintu masuk utama pada tampak depan bangunan.
Lalu, diputuskan desain stasiun berupa sebuah bangunan lebar, fasad yang rendah dengan sisi tengahnya terdapat sebuah atap besi melengkup yang megah. Pada Juni 1927, Ghijsels merampungkan desainnya. Selanjutnya, Stasiun Batavia Zuid dirobohkan.
Konstruksi pembangunan stasiun baru dikerjakan oleh kontraktor Hollandse Beton Maatschappij. Dua tahun berselang, tepatnya pada 8 Oktober 1929 Stasiun Batavia Benedenstad diresmikan.
![]() |
2. Bergaya art deco
3. Dahulunya, lantai dua stasiun digunakan sebagai Kantor Inspeksi.
Sebelumnya, saat masih di bawah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia dimanfaatkan sebagai Kantor Eksploitasi Barat.
![]() |
4. Dirancang arsitektur kelahiran Tulungagung
Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels.
Stasiun ini dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen, yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana.
5. Memiliki 12 jalur dari awal beroperasi
Baca juga: Lebih Dekat dengan Stasiun Jakarta Kota |
Simak Video "Emak-emak Nekat Terobos Palang Rel, Jatuh Sesaat Sebelum Kereta Lewat"
[Gambas:Video 20detik]