9 Fakta tentang Stasiun Jakarta Kota, Sudah Tahu?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

9 Fakta tentang Stasiun Jakarta Kota, Sudah Tahu?

Syanti Mustika - detikTravel
Senin, 20 Sep 2021 11:20 WIB
Stasiun Jakarta Kota sebagai cagar budaya
Stasiun Kota Jakarta dan fakta menariknya. (Pradita Utama)
Jakarta -

Stasiun Jakarta Kota merupakan salah satu stasiun yang terdaftar dalam cagar budaya. Banyak fakta menarik tentang stasiun bersejarah nan megah ini, lho.

Stasiun Jakarta Kota tidak hanya sebagai tempat pemberhentian kereta saat ini. Namun, stasiun ini menghubungkan traveler dengan destinasi wisata Jakarta di sekitarnya.

Stasiun ini dulu namanya Stasiun Beos. Selain itu, sejumlah fakta lain dicatat dari stasiun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikcom, berikut fakta -fakta tentang Stasiun Jakarta Kota.

1. Gabungan dari dua stasiun

Dahulu terdapat dua stasiun di kawasan Kota Lama Batavia, yaitu Stasiun Batavia NISM, milik maskapai kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatchappij, dan Stasiun Batavia BOSM, milik Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij.

Stasiun Batavia NISM yang dikenal pula dengan Stasiun Batavia Noord melayani rute Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Sementara itu, Stasiun Batavia BOSM atau Stasiun Batavia Zuid mengoperasikan kereta api lintas Jakarta-Bekasi-Karawang.

ADVERTISEMENT

Kedua stasiun yang berjarak 200 meter dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga penumpang yang hendak berpindah rute harus berjalan kaki. Singkatnya, karena menyusahkan para penumpang kereta api, stasiun yang berdekatan juga dianggap membahayakan bagi perjalanan kereta api pada persimpangan jalur, mengingat teknologi keselamatan pada saat itu belum handal.

Dalam perkembangannya, kedua operasional kereta api di Jakarta dikelola oleh perusahaan kereta api negara, Staatssporwegen (SS). Tahun 1898, SS membeli seluruh jaringan milik BOSM dan jaringan kereta api milik NISM tahun 1913.

Selepas SS menguasai seluruh jaringan kereta api di Jakarta maka diadakan penataan ulang terhadap sistem angkutan kereta api. Salah satunya, mendirikan stasiun baru di Jakarta yang terintegrasi.

Lokasi stasiun baru yang hendak dibangun ialah menempati Stasiun Batavia Zuid, sehingga pada tahun 1923 stasiun ini ditutup.

Adapun, Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara yang yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang) tetap beroperasi sebagai stasiun sementara yang melayani penumpang dan barang sampai stasiun baru selesai.

Khusus untuk pengangkutan barang, dibangun stasiun barang di Heemradenplain di sebelah utara Stasiun Batavia Noord.

Seorang arsitektur kenamaan kelahiran Tulungagung, Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels dari biro arsitek Algemeen Inginieurs en Architectenbureau (AIA) mengambil alih peran merancang stasiun terminus dengan mencoba membuat beberapa variasi desain pintu masuk utama pada tampak depan bangunan.

Lalu, diputuskan desain stasiun berupa sebuah bangunan lebar, fasad yang rendah dengan sisi tengahnya terdapat sebuah atap besi melengkup yang megah. Pada Juni 1927, Ghijsels merampungkan desainnya. Selanjutnya, Stasiun Batavia Zuid dirobohkan.

Konstruksi pembangunan stasiun baru dikerjakan oleh kontraktor Hollandse Beton Maatschappij. Dua tahun berselang, tepatnya pada 8 Oktober 1929 Stasiun Batavia Benedenstad diresmikan.

Stasiun Jakarta Kota Tahun 1937Stasiun Jakarta Kota Tahun 1937 Foto: (dok KAI)


2. Bergaya art deco

3. Dahulunya, lantai dua stasiun digunakan sebagai Kantor Inspeksi.

Sebelumnya, saat masih di bawah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia dimanfaatkan sebagai Kantor Eksploitasi Barat.

Stasiun Jakarta Kota sebagai cagar budayaStasiun Jakarta Kota sebagai cagar budaya Foto: (Pradita Utama)

4. Dirancang arsitektur kelahiran Tulungagung

Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels.

Stasiun ini dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen, yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana.

5. Memiliki 12 jalur dari awal beroperasi

6. Terdaftar dalam cagar budaya

Stasiun Jakarta Kota di tetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Gubernur No. 475 Th. 1993, 29 Maret 1993; dan SK Menbudpar No: PM.13/PW.007/MKP/05, 25 April 2005. Stasiun Jakarta Kota (JAKK) atau dikenal juga dengan nama Stasiun Beos merupakan stasiun kereta api terbesar yang ada di Indonesia.

Stasiun Jakarta Kota sebagai cagar budayaStasiun Jakarta Kota sebagai cagar budaya Foto: (Pradita Utama)

7. Jalur turis dari dulu

Semenjak dahulu, orang-orang sudah sibuk melintas dengan menggunakan kereta di Stasiun Jakarta Kota. Stasiun Jakarta Kota menghubungkan pelabuhan dengan rumah jendral di Bogor. Jadi jika mereka sampai di pelabuhan atau turun dari Stasiun Jakarta Kota, biasanya melipir dahulu ke alun-alun sebelum ke rumah jendral di Bogor.

8. Fungsi utama mengangkut barang

Adapun fungsi utama dari dibangunnya stasiun kereta api untuk mengangkut komoditas pertanian dahulunya. Dahulu mengangkut barang dengan dokar, memakan waktu lama dan karena jalannya jelek barang yang diangkut rusak sampai pelabuhan. Maka, dibangunlah kereta api untuk mempermudah.

wisata sejarah,Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah sudah dibuka kembali, Sabtu (20/6/2020). Protokol kesehatan sangat ketat diberlakukan.Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah Foto: Tripa Ramadhan

9. Dikelilingi tempat wisata sejarah

Jika kamu turun di Stasiun Jakarta Kota, kamu cukup berjalan kaki saja bisa mengunjungi beberapa destinasi wisata di Kota Tua Jakarta lho. Sebut saja Museum dan Taman Fatahillah, Toko Merah, Cafe Batavia, Pelabuhan Sunda Kelapa, Kali Besar dan ragam museum.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: KAI Bagi-bagi Diskon Tiket Kereta Api Buat Mudik Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Hikayat Stasiun KA Jabodetabek
Hikayat Stasiun KA Jabodetabek
30 Konten
Stasiun-stasiun kereta api di ibu kota Jakarta dan kota-kota satelitnya memiliki sejarah panjang. Ada yang mirip dengan yang di Amsterdam, menjadi start pekerja menjemput rejeki, punya kisah horor di masa lalu, juga terkait sosok spesial.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads