Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 40 objek wisata (obwis) yang mengajukan sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE. Sedangkan yang sudah mendapatkan QR Code ada 20 obwis.
"Hingga saat ini sudah ada sekitar 40 lokasi wisata yang mengajukan penerbitan sertifikat CHSE," kata Sekretaris Dispar Gunungkidul Hary Sukmono saat dihubungi wartawan.
Semua itu, kata Hary, terkait persiapan uji coba pembukaan obwis saat PPKM. Pasalnya untuk penerbitan sertifikasi CHSE memerlukan pengecekan di lapangan atau verifikasi yang saat ini masih berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya semua berjalan lancar dan destinasi wisata bisa diuji coba secara bertahap," ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, Hary mengungkapkan jika sudah ada 20 obwis di Gunungkidul yang mendapatkan QR code aplikasi PeduliLindungi. Dari 20 obwis itu ada 57 QR code yang diperoleh pengelola obwis.
"Total ada 57 QR code yang tersebar di 20 lokasi wisata," ucapnya.
Secara rinci, 57 QR code sudah terpasang di beberapa titik seperti Pantai Baron hingga Seruni. Sedangkan di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran ada enam QR code.
"Tapi meski sudah dapat QR code kita belum bisa memastikan kapan lokasi wisata melakukan uji coba pembukaan. Karena keputusan uji coba ditentukan pemerintah pusat," katanya.
Dihubungi terpisah, Pengelola wisata Embung Batara Sriten di Kalurahan Pilangrejo, Nglipar Radato mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendapatkan QR code PeduliLindungi. Selanjutnya, dia berharap sertifikasi CHSE bisa diperoleh sehingga destinasi wisata bisa kembali dibuka.
"Semoga lancar dan bisa dibuka kembali," ucapnya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan