Nama bapak bangsa Turki Mustafa Kemal Ataturk akan diabadikan jadi nama di bilangan Menteng. Semasa hidupnya, Ataturk juga pernah bikin kontroversi soal Hagia Sophia.
Indonesia dan Turki akan saling menukar nama jalan yang diambil dari nama bapak bangsa. Turki akan menggunakan nama Presiden Pertama Indonesia Sukarno sebagai nama jalan dan sebagai balasannya, tokoh Sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk akan menjadi nama jalan di Jakarta.
Duta Besar Indonesia untuk Ankara, Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa Indonesia berencana mengganti salah satu nama jalan di daerah Menteng dengan nama tokoh Turki tersebut. Peresmian jalan itu mungkin dilakukan saat Presiden Turki mengunjungi Indonesia awal tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding fathernya Turki di Jakarta," kata Iqbal
![]() |
Namun, penggantian nama jalan di Menteng dengan nama sang bapak bangsa Turki itu bukan tanpa polemik. Khususnya mengingat semangat dari Ataturk yang sekuler dan lebih pro barat.
Di negara asalnya, nama Ataturk juga dikenal sebagai sosok yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Dimana sebelumnya Hagia Sophia sempat difungsikan sebagai masjid, setelah awalnya menjadi rumah ibadah umat Kristen ortodoks.
Ungkapan yang paling jelas dari pandangan ini disampaikan oleh Necip Fazil Kisakurek, penyair dan polemis Islam paling terkemuka di Turki kala itu. Pada 29 Desember 1965, Kisakurek mengatakan keputusan Ataturk untuk mengubah Hagia Sophia menjadi museum adalah untuk "menempatkan semangat penting Turki di dalam museum."
Ia juga menilai kabinet Ataturk telah menyakiti negara mereka sendiri.
Selanjutnya: Sejarah panjang Hagia Sophia
Hagia Sophia dahulu merupakan tempat ibadah umat Kristen selama hampir 1.000 tahun. Kaisar Bizantium Justinian membangun gedung ini pada abad keenam. Di katedral ini, Kaisar Bizantium dimahkotai dan menerima restu dari Gereja Ortodoks Yunani.
Setelah jatuhnya Konstantinopel, yang kini dikenal dengan Istanbul, katedral raksasa ini diubah menjadi masjid. Istanbul kala itu diperintah oleh Kekaisaran Ottoman.
![]() |
Namun, setelah Kekaisaran Ottoman tumbang kala Perang Dunia I, pemerintah sekuler baru Turki, yang dipimpin Ataturk, memutuskan mengubah bangunan itu menjadi museum dan membukanya untuk turis.
Hagia Sophia dibuka sebagai museum pada 1935
Mengubah Hagia Sophia menjadi masjid menimbulkan perdebatan dalam masyarakat Turki sendiri. Kelompok nasionalis dan konservatif Turki telah lama ingin mengadakan salat di Hagia Sophia, yang mereka anggap sebagai bagian dari warisan Muslim Ottoman.
Walaupun begitu, beberapa masyarakat beranggapan bahwa Hagia Sophia harus tetap menjadi museum yang mana merupakan simbol solidaritas Kristen dan Muslim.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol