Tradisi Tahunan Buka Cupu Panjala di Gunungkidul, Apa Hasilnya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Tahunan Buka Cupu Panjala di Gunungkidul, Apa Hasilnya?

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Selasa, 26 Okt 2021 11:54 WIB
Masyarakat Gunungkidul khususnya di Pedukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul setuap tahun selalu melakukan tradisi unik yakni membuka Cupu Panjala.  Masyarakat meyakini hasil pembukaan cupu sebagai perkiraan yang akan terjadi satu tahun ke depan.
Foto: Tradisi buka Cupu Panjala (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Jakarta -

Masyarakat Gunungkidul, khususnya di Pedukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul setiap tahun selalu melakukan tradisi unik yakni membuka Cupu Panjala. Masyarakat meyakini hasil pembukaan cupu sebagai perkiraan yang akan terjadi satu tahun ke depan.

Pembukaan Cupu Panjala berlangsung di kediaman Dwidjo Sumarto mulai malam tadi, Senin (25/10/2020) dan berakhir Selasa (26/10/2020) dini hari. Sebelum pembukan Cupu tersebut, serangkaian ritual dilakukan seperti dari tradisi kenduri serta makan bersama telah dilaksanakan.

Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam situasi pandemi COVID-19 ini pengunjung yang hendak melihat hasil pembukaan Cupu Panjala dibatasi. Hal tersebut untuk menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selesai melewati prosesi tersebut, dimulailah pembukaan kain pembungkus 3 cupu yang masing-masing bernama Cupu Semar Tinandu yang merupakan gambaran keadaan penguasa dan pejabat tinggi. Cupu Palang Kinantang sebagai gambaran untuk masyarakat menengah ke bawah dan Cupu Kenthiwiri untuk menggambaran rakyat kecil.

Berikut hasil pembukaan Cupu Panjala tahun 2021:

ADVERTISEMENT

1. Sisih lor ono gambar payung,
2. Sisih kidul kulon ono gambar teko,
3. Sisih kulon ono gambar ayam jago,
4. Sisih kidul wetan ono gambar bintang,
5. Sisih kulon ono gambar bayi lagi turu,
6. Sisih kidul wetan ono bercak-bercak darah,
7. Sisih wetan ono gambar layangan,
8. Sisih kidul wetan ono gambar sirah wong,
9. Sisih kulon ono gambar pusoko keris,
10. Sisih lor ono huruf R O T O L,
11. Sisih kidul kulon ono gambar pulau Sumatera,
12. Sisih wetan ono huruf U,
13. Sisih kulon ono gambar sirah wong nganggo caping,
14. Sisih lor wetan ono gambar tikus,
15. Sisih kidul kulon ono gambar tokoh pewayangan Gareng karo Semar adep-adepan,
16. Sisih wetan wetan ono gambar jago,
17. Sisih kulon ono kliko akasia,
18. Sisih kulon ono gambar wayang bethoro guru,
19. Sisih kidul wetan ono gambar wit ringin,
20. Sisih Sisih kulon ono gambar Semar,
21. Sisih kidul kulon ono gambar jam jarume dowo neng angka 12 jarum cendak neng angka 4 (jam 4),
22. Sisih lor ono angka sepuluh,
23. Sisih kidul kewan wedus,
24. Sisih lor kulon ono gambar tepak sikil tengen,
25. Sisih wetan ono gambar tepak sikil kiwo,
26. Sisih wetan ono rajangan mbako,
27. Sisih kulon ono kliwiran sebatang rambut,
28. Sisih kulon ono gambar wayang Punokawan Petruk,
29. Sisih kulon ono gambar wayang Bethoro Narada,
30. Sisih kulon ono angka 8 kekurung,
31. Sisih lor ono lingkaran kagubel kemonggo,
32. Sisih kulon ono gambar jaran mlayu,
33. Sisih wetan ono angka 31 per 4,
34. Mori pirang pirang lembar nganti tekan peti garing,
35. Lajeng posisi peti meniko bedo sebab posisi peti miring ngetan,
36. Lenggahe Semar kinandu doyong ngalor,
37. Palang kinantang ugo doyong ngalor,
38. Kenthi wiri ngalor ngetan.

Selanjutnya, kata Juru kunci Cupu

Juru kunci Cupu Ki Panjala Dwidjo Sumarto mengatakan, bahwa masyarakat jangan berlebihan dalam mengartikan simbol-simbol pada kain pembungkus Cupu Panjala. Pasalnya simbol-simbol tersebut hanyalah pengingat dalam menjalani kehidupan.

"Meniko namung ngelingke pratondo (ini hanya sebagai pengingat akan pertanda), lan sumonggo sedoyo masyarakat sabar mboten sah menggaleh werno-werno (dan mari semua masyarakat sabar serta tidak usah berfikir macam-macam)," katanya saat ditemui wartawan di lokasi pembukaan Cupu Panjala, Selasa (26/10/2021) dini hari.

Sementara itu, Ketua Dewan Budaya Kabupaten Gunungkidul CB Supriyanto mengatakan, bahwa penafsiran dari setiap gambar yang muncul pada kain pembungkus Cupu Panjala kembali lagi diserahkan kepada masing-masing individu. Pasalnya, zaman dahulu gambar-gambar yang muncul tersebut hanya dijadikan pertanda terkait bidang pertanian saja oleh masyarakat sekitar.

"Jadi dulu itu hanya dipakai sebagai lambang atau tanda dalam kegiatan pertanian. Kalau sekarang dimaknai ke banyak hal termasuk politik dan lain-lainnya dipersilakan," ujarnya.


Hide Ads