Tahukah traveler kalau Kota Medan sangat erat kaitannya dengan penyebutan kota ketua. Kenapa demikian? Berikut penjelasannya.
'Assalamualaikum ketua! Apa kabar hari ini ketua?' Bagi anda yang berada di Kota Medan pastinya sering mendengarkan kata-kata ketua seperti ini.
Karena hal itu juga, Medan sering disebut sebagai Kota Ketua. Lalu bagaimana asal-usul kata ketua ini muncul dan menjadi kata yang sering disebut warga Medan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akademisi dari Jurusan Komunikasi Universitas Medan Area (UMA), Ara Auza, memberi penjelasan soal kata ketua itu. Ara awalnya menyebut, sejauh ini belum ada kajian khusus tentang bahasa Medan di ruang lingkup ilmu komunikasi. Namun, kata ketua ini bisa dikaitkan dengan bahasa Medan.
"Sepertinya belum ada kajian khusus tentang bahasa Medan di ruang lingkup ilmu komunikasi. Akan tetapi, mungkin ada secara bahasa. Bahasa Medan sudah memiliki kamus. Secara komunikasi, bahasa dipelajari sebagai sebuah lambang dan simbol dalam menyampaikan pesan. Simbol dan lambang ini biasa disebut tanda dan penanda," sebut Ara kepada detikSumut, Minggu (22/5).
Kemudian, Ara pun menjelaskan soal kata ketua. Menurutnya, kata ketua itu bermakna orang yang memiliki pengaruh. Selain itu, kata ketua itu sebagai pesan persahabatan dan lain sebagainya.
"Berkaitan dengan frasa ketua di Kota Medan sebagai tanda memiliki makna orang yang memiliki pengaruh. Akan tetapi, secara penanda, frasa ketua memiliki banyak makna bisa pesan persahabatan, menunjukkan keakraban, kehangatan dan penghormatan," ujar Ara.
"Akan tetapi, penanda ini secara khusus hanya dapat dimaknai warga Medan. Frasa ketua di daerah lain sebagai penanda tidak bisa dimaknai sama. Begitu secara pesan komunikasi," tambah Ara.
Selanjutnya, Ara membahas soal Medan disebut 'kota ketua'. Kata itu muncul diperkirakan pada tahun 2000-an.
Cerita selengkapnya dapat traveler baca di sini.
(dhm/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!