Anggota staf maskapai meminta maaf. Mereka terus menghibur dan berjanji bahwa ia bisa mendapatkan kursi untuk penerbangan yang sama besok.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka dapat mengatur tes PCR di bandara segera sehingga dirinya dapat menyiapkan laporan yang diperlukan untuk hari berikutnya.
Ia merasa tidak punya pilihan selain mengatakan ya. Maskapai juga memberinya Rp 1,8 juta sebagai kompensasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penumpang lain yang senasib, Sarah Wang, dia bersama beberapa teman lain yang merupakan siswa daratan yang belajar di perguruan tinggi Hong Kong.
Karena tidak mampu membeli tiket dengan harga tinggi dari calo seperti yang ia miliki, pelajar itu membeli tiket yang menawarkan pemesanan fleksibel dan menunggu di bandara semalaman, berharap bisa naik pesawat.
Keesokan harinya, ia akhirnya naik pesawat. Alih-alih bersemangat, ia merasa sedih dan lelah terlepas dari semua kesulitan dan masuk orang yang beruntung bisa pulang.
Secara keseluruhan, traveler ini telah menghabiskan lebih dari USD 3.000 atau Rp 43,6 juta. Ia telah kehilangan USD 160 atau Rp 2,3 juta untuk pemesanan yang dibatalkan dan kemudian membayar USD 1.726 atau Rp 25 juta untuk pemesanan baru ditambah USD 1.130 atau Rp 16,4 juta untuk hotel karantina wajib.
Dalam beberapa kasus, bahkan uang tidak dapat membeli perjalanan pulang. Ia mengetahui bahwa scammers menargetkan orang China perantauan dan memanfaatkan keputusasaan mereka.
Pelajar Sarah Wang memberi tahu saya bahwa taktiknya berhasil dan dia akhirnya berhasil sampai ke Chengdu di China tenggara dengan pemesanan dengan harga reguler (USD 420).
Tapi sebelum itu, dia kehilangan USD 940 karena calo yang menjanjikan dua pemesanan dari Hong Kong ke daratan jika dia membayar deposit. Orang tersebut tidak pernah menjawab setelah dia mentransfer pembayaran dan ditambah kasus lainnya miliaran rupiah telah direnggut oleh calo.
Simak Video "Video: Momen Bulan Purnama Mencapai Titik Terendah di Langit China"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan