Amat disayangkan, pemandian Wendit yang airnya bersih dan jernih tak dirawat dengan maksimal. Tempat ini dicari pejabat jelang pemilihan kepala daerah dan legislatif tapi setelah itu dilupakan.
Taman Wisata Air Wendit sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tak cuma sebagai tempat wisata, Wendit juga menjadi sumber air bagi Kabupaten dan Kota Malang.
Airnya yang berasal dari 4 gunung di Jawa Timur, membuat tempat ini begitu istimewa. Suasana asri dari pepohonan nan hijau serta kehadiran monyet-monyet di sana, menjadikan Wendit bak hutan di tengah kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, sejumlah fasilitas di Wendit tampak tak terawat. Bangunan rusak yang tak diperbaiki sampai permainan air yang tak dibersihkan menjadi poin minus dari tempat wisata ini. Padahal, kawasan seluas 9 hektar itu menyimpan potensi besar.
detikcom sempat berbincang bersama juru kunci Sendang Widodaren yang merupakan tempat keramat, bagian dari Wendit. Juru kunci bernama Mbah Sholeh itu berujar, Wendit konon telah dimanfaatkan sejak zaman pewayangan, jauh sebelum Kerajaan Singosari dan Majapahit menguasai Malang.
![]() |
Jejak-jejak peninggalan masa lampau terlihat dari arca Dewa Wisnu yang setia dijaga oleh Mbah Sholeh. Selain itu, ada Sendang Widodaren yang airnya dipercaya dapat mendatangkan berkah.
Katanya, banyak pejabat datang ke sana sebelum pemilihan kepala daerah dan legislatif. Meskipun kata Mbah Sholeh, usai terpilih, mereka tak peduli lagi pada Wendit.
"Mau pemilihan lurah, dewan, bupati, itu ya ramai tapi kalau sudah jadi ya lupa semua," kata Mbah Sholeh kepada detikcom.
Mbah Sholeh berkata, ia sudah kenyang dengan janji-janji pejabat yang ingin membantu Wendit. Menurutnya nominal uang yang disebutkan, sampai sekarang tak pernah cair.
![]() |
Mbah Sholeh tak memungkiri, kondisi Wendit sekarang memprihatinkan. Ada banyak faktor. Kurangnya perhatian pemerintah dan tak ada inovasi, membuat pengunjung enggan datang ke Wendit.
"Sekarang banyak tempat wisata lain sementara di sini perawatan tidak ada. Ini termasuk terbilang hancur. Dari UPTD dan Dinas Pariwisata tidak ada. Kebersihan tidak ada. Otomatis pengunjung berkurang," katanya.
![]() |
Tak cuma fasilitas, Mbah Sholeh juga melihat tinggi air di Wendit semakin lama semakin turun. Itu tampak dari perahu yang berkurang jarak tempuhnya.
"Perahu tidak bisa bergerak sampai ke sana karena tidak pernah dikeruk. Dulu kan hampir 2 meter (kedalamannya). Sekarang sekitar 30 centimeter," ujarnya.
"Kalau mau pemilihan kepala daerah baru dikeruk. Kalau sudah ya nggak diteruskan," sindirnya.
Halaman berikutnya >>> Monyet-monyet Kurang Makan
Selain itu, masalah monyet yang kekurangan makanan juga terjadi di Wendit. Mbah Sholeh menjelaskan saat ini ada empat kelompok monyet di Wendit sementara makanan yang disediakan Dinas Pariwisata hanya mampu memenuhi kebutuhan dua kelompok.
"Perawatan Wendit tidak ada. Monyet kurang perhatian. Dari UPTD juga tidak bermasyarakat, kami tidak diajak berunding sebaiknya Wendit ini diapakan. Kalau mau pemilihan bupati baru (isu) Wendit ramai, setelah itu tidak," katanya lagi.
Baca juga: Mandi di Sini Dipercaya Bikin Awet Muda |
![]() |
Kembali ke Sendang Widodaren, di sampingnya terdapat Sanggar Pamujan, tempat arca Dewa Wisnu disimpan. Nasib Sanggar Pamujan juga sama, dilupakan begitu saja usai urusan pejabat tuntas.
"Kalau memperbaiki langgar dan masjid rebutan. Tapi kalau memperbaiki punya leluhur kok tidak mau? Tapi kenapa kalau mau pemilihan bupati, dewan, lurah, RW, ini dicari. Kalau sudah jadi, tinggal dadah (selamat tinggal)" katanya.
"Di sini ada patung Wisnu dari Kerajaan Majapahit atau Kerajaan Singosari. Seandainya itu hilang yang ditanyai juga saya. Tapi selama saya menjaga tidak dibantu untuk perawatan. Sampai detik ini tidak ada," dia menambahkan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol