Sanur juga tak mau kalah dengan Kuta. Kawasan pantai yang juga jadi incaran turis ini, mulai ramai.
Itu terlihat dari meningkatnya okupansi di Segara Village Hotel. Mulai pagi hingga malam, hotel ini disesaki oleh turis yang menginap atau sekedar makan di Byrd House Beach Club.
"Saat pandemi, kami enggak tutup dan kami lagi pembangunan," kata Ida Bagus Kharisma Wijaya, Chief Operating Officer Segara Village Hotel, kepada detikTravel.
Kharisma bercerita bahwa selama lebih dari dua tahun bisnis tak ada pemasukan. Yang tinggal hanyalah putus asa.
"70 persen staff kami rumahkan. Kami hanya bisa bertahan semaksimal mungkin," dia menjelaskan.
Kharisma adalah cucu dari pemilik hotel. Dirinya bilang sang kakek, Ida Bagus Kompyang, adalah pendiri dari Segara Village Hotel.
"Satu hal yang diajarkan oleh kakek saya, don't give up. Apalagi, beliau adalah pejuang yang pernah melawan Belanda dan Jepang. Semangatnya saya bagikan pada staf hotel," tuturnya.
Kerugian yang ditanggung hotel mencapai Rp 20 miliar. Tak ada tamu, tapi biaya operasional dan perawatan harus terus berjalan.
"Sekarang kami belum bisa buka 100 persen, karena banyak kamar yang butuh investasi dan perawatan," kata dia.
Secercah harapan mulai muncul sejak bulan Februari. Perlahan tapi pasti, ada peningkatan okupansi dari turis.
"Enggak ramai, tapi berangsung-angsur membaik. Kebanyakan adalah turis Jerman, Inggris, Belanda dan Skandinavia," ujar dia lagi.
Simak Video "Video: H+5 Lebaran, Pelabuhan Sanur Dipadati Wisatawan ke Nusa Penida"
(bnl/fem)