Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 05 Okt 2022 21:43 WIB

TRAVEL NEWS

Geopark Meratus, Satu-satunya Penghasil Intan Indonesia

Pameran foto Geopark Meratus
Pameran foto Geopark Meratus (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta -

Mari berkenalan dengan Geopark Meratus. Destinasi dari Kalimantan Selatan itu juga menjadi satu-satunya penghasil intan di Indonesia.

Dr Jatmiko Setiawan, Ketua Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta yang menjelaskannya. Ia tergabung dalam tim yang membantu Pemerintah Kalimantan Selatan menjadikan Meratus sebagai geopark nasional dan sekarang menuju ke UNESCO Global Geopark (UGG).

"Ditilik dari batuannya, bentang alam, proses, biologi dan kulturnya dengan dimulai penelitian dari tahun 2017 dan mendapat geopark nasional dalam setahun," kata dia kepada detikTravel di Jakarta, Rabu (5/10/2022).

"Bahwa Geopark Meratus di Kalsel oleh Komite Nasional Geopark Indonesia terpilih untuk diajukan ke UNESCO pada tahun 2023 bersama dengan Geopark Karangsambung Karangbolong di Jawa Tengah," imbuh dia.

"Jadi setiap tahun Indonesia berhak mengajukan dua geopark nasional untuk menjadi aanggota UGG. Mulai penilaian di akhir tahun ini sampai awal 2023," kata dia.

Dr Jatmiko Setiawan, Ketua Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran YogyakartaDr Jatmiko Setiawan, Ketua Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Keunggulan Geopark Meratus Kalsel

Meratus ini kejadiannya sangat spesifik. Dulunya kawasan itu adalah lautan yang dalam, kedalamannya mencapai 6.000 meter. Karena adanya tumbukan di lempeng Sundalan paling timur lalu timbullah daratan yang kini menjadi bagian Kalsel itu.

Lempeng Eurasia itu bertumbukan dengan lempeng Paternoster, pecahan lempeng Australia, yang bergerak ke arah utara. Nah tumbukannya ada tiga proses.

"Pertama, subduksi itu lempeng Paternoster menumbuk Kalsel. Kemudian tercipta lah Pegunungan Schwaner itu di Kalteng," kata Jatmiko.

"Setelah itu benua Paternoster bertumbukan dengan Sundaland, karena dua benua saling bertumbukan, lempeng samudera tergencet itu terangkat ke permukaan membentuk Geopark Meratus pada usia 200/197-150 juta tahun. Itu dari penghitungan umur absolut," terang dia.

Penghitungan umut diambil dari batuan lantai samudera dan dihitung menggunakan alat. Jadi, yang sekarang pegunungan di Geopark Meratus itu adalah lantai samudera.

"Bagian terakhir, lempeng lautannya naik disebut sebagai obduksi. Jadi prosesnya tiga kali tumbukan, subduksi, kolisi dan obduksi. Karena terangkat, unsur-unsur lautan kelihatan, batuan terangkat disebut ofiolit (batuan yang sangat basah, basah, menengah)," urai dia lagi.

Ia mengatakan bahwa bebatuan bekas karang itu justru berada di permukaan. Keberadaan karang hanya sampai kedalaman 200 meter saja dengan keberadaan batu gamping jadi petunjuknya. Contohnya kepulauan kecil di Raja Ampat dan Kepulauan Seribu.

Pameran foto Geopark MeratusPameran foto Geopark Meratus (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Keindahan Geopark Meratus Kalsel

Untuk menjadi sebuah geopark UNESCO, Meratus harus memiliki sejumlah nilai. Dan, di dalam Geopark Meratus punya tiga unsurnya, yaitu variasi batuan, biologi atau tanaman dan kultur.

"Dengan memasukkan ke UGG maka ada tiga isu besar, pertama konservasi. Yang dikonservasi adalah bumi atau batuannya. Luasan Geopark Meratus sekitar 200 ribu hektar," kata Jatmiko.

"Kedua, edukasi. Jadi Geopark Meratus Kalsel bisa untuk edukasi di kebumian sampai pertambangan juga teknik karena banyak tambang di sana, batubara, emas, minyak bumi dan sebagainya. Ada semua," imbuh dia.

Tak hanya itu, nilai utama lain dari Geopark Meratus adalah keberadaan intan dan satu-satunya lumbung di Indonesia. Jadi edukasinya bukan hanya hasil bumi, tapi juga bagaimana kejadian alamnya.

"Di situ ada penggosokan intan dan penjualan dan sebagainya. Kalau yang 23 karat ke atas harganya bisa puluhan juta. Itu satu-satunya di Indonesia yang berkelas internasional," kata dia

Nilai itulah yang akan menjadi fokus konservasi. Jatmiko menginginkan adanya penambangan yang baik dan sisanya menjadi bahan edukasi juga geowisata.

"Ketiga, jika Geopark Meratus menjadi UGG, di sekeliling geosite wisata maka akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Harus ada pembangunan berkelanjutan, terus menerus, sehingga titik yang diusulkan akan menjadi kawasan indah," ujar dia.

Saat ini Geopark Meratus sedang melakukan pameran di Galeri Foto Jurnalistik ANTARA Jl. Antara, Pasar Baru, Jakarta. Pameran foto itu berlangsung hingga pertengahan bulan ini.



Simak Video "Reog Ponorogo Tak Kunjung Terdaftar di UNESCO"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA