Sekte Sesat Mati Kelaparan untuk Jumpa Yesus, Pendirinya Bekas Sopir Taksi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sekte Sesat Mati Kelaparan untuk Jumpa Yesus, Pendirinya Bekas Sopir Taksi

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 27 Apr 2023 13:05 WIB
Kenya police officers and civilians rescue an emaciated member of a Christian cult named as Good News International Church, whose members believed they would go to heaven if they starved themselves to death, in Shakahola forest of Kilifi county, Kenya April 24, 2023. REUTERS/Stringer REFILE - QUALITY REPEAT
Foto: REUTERS/STRINGER
Jakarta -

Nyaris 100 mayat anggota sekte sesat ditemukan mati kelaparan. Sosok pemimpin sekte itu pastor kontroversial sejak lama dan dalam pengawasan polisi, dulu sopir taksi.

Mayat dalam kuburan massal itu adalah anggota sekte Good News International Church. Sebanyak 98 mayat itu ditemukan pada Rabu (26/4/2023) di hutan Shakahola dekat kota Malindi.

Mereka meninggal dunia setelah diiming-imingi bisa berjumpa Yesus lebih cepat. Caranya, membersihkan diri dari iblis lewat puasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara itu merujuk ajaran Teologi Hari Akhir William Branham. Tetapi, pendirinya, Paul Mackenzie Nthenge, menggunakan ajaran itu untuk mencuci otak para pengikutnya.

Siapa Mackenzie?

ADVERTISEMENT

Mackenzie bersama istrinya, Joyce Mwikamba, bukanlah sosok baru dalam penyebaran sekte sesat. Enam tahun lalu dia pernah didakwa dalam kasus yang serupa, penyebaran sekte sesat. Mackenzie juga dicap sebagai televangelis, penginjil yang kontroversial. Mackenzie memiliki lagu Injil yang diberi nama Antikristus. Lagu itu mengklaim bahwa Gereja Katolik, AS, dan PBB adalah agen setan.

Mackenzie dan Joyce mendirikan sekte Good News International Church di Kenya pada 2003. Dalam situs resmi William Braham, Mackenzie menyebut mendapatkan ajaran Branham versi Latter Rain, versi yang sama dengan sekte Jim Jones of People Temples di Guyana. Sekte itu, meminta pengikutnya bunuh diri massal.

Latter Rain memiliki doktrin dasar soal puasa total untuk mencapai "atomic power". Berdasarkan doktrin itu, pengikut diperintahkan untuk berpuasa selama 40 hari.

Sekte Good News International Church mengklaim memiliki 3.000 pengikut dan kini mempunyai di Nairobi serta sepanjang pantai Kenya.

Pada 2017, Mackenzie meluncurkan kanal YouTube. Dalam salah satu video, ia memperingatkan pengikutnya agar tak melakukan praktik demonic atau berkaitan dengan iblis seperti menggunakan pembayaran nontunai.

Satu tahun kemudian, Mackenzie ditangkap dengan tuduhan radikalisme. Dia dilaporkan memaksa anak-anak untuk tak datang ke sekolah karena pendidikan tak diakui kitab Injil.

"Saya berkhotbah tentang pendidikan duniawi yang jahat dan saya dibawa ke pengadilan karena memberi tahu anak-anak untuk tidak pergi ke sekolah. Bukan itu masalahnya. Itu adalah ramalan dan itu tergantung pada bagaimana Anda menerimanya. Saya bisa berkhotbah tetapi saya tidak memaksakan ajaran kepada siapa pun," kata Mackenzie waktu itu seperti dikutip Nation Africa.

Kemudian, pada 2019, dia membubarkan gerejanya dan pindah ke Kota Shakahola. Alasannya, dia perlu memulai hidup baru.

"Saya mendapatkan wahyu kalau sekarang sudah saatnya berhenti. Saya hanya berdoa sendiri dan mereka memilih percaya," kata Mackenzie .

Salah satu cara Mackenzie menarik perharian pengikut adalah meyakinkan jemaat bahwa dia memiliki kemampuan untuk berbicara langsung kepada Tuhan.

Awal tahun ini, dia memaksa jemaahnya untuk menjual semua yang dimiliki, lalu menyerahkan uang hasil penjualan itu kepadanya. Dia juga memaksa pengikutnya untuk berpuasa sampai mati kelaparan agar bisa bertemu Tuhan.

Sementara pengikut gereja mati kelaparan, Mackenzie justru bebas makan dan tinggal bersama keluarganya di kompleks dengan penjagaan keamanan tinggi di Migingo.

Pada Maret 2023, polisi Kenya kembali menangkap Nthenge setelah dua anak meninggal dunia karena kelaparan. Tetapi dalam prosesnya, dia dibebaskan setelah membayar 100 ribu shilling Kenya atau sekitar Rp 10 juta.

Tidak berselang lama, hanya beberapa pekan kemudian, ditemukan mayat di hutan dekat Malindi yang rupanya menjadi kuburan massal.

Nthenge lalu menyerahkan diri ke pihak berwenang. Dia dijadwalkan menghadapi persidangan pada 2 Mei. Sebelum menjadi pastor sekte itu, ia merupakan sopir taksi di Nairobi dari tahun 1997 hingga 2003.




(fem/fem)

Hide Ads