Bule Curhat Dipalak Rp 15 Juta gegara Paspor Kotor, Kemenkumham: Tidak Benar!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bule Curhat Dipalak Rp 15 Juta gegara Paspor Kotor, Kemenkumham: Tidak Benar!

Ronatal Siahaan - detikTravel
Rabu, 12 Jul 2023 05:33 WIB
Hari Raya Nyepi, bandara I Gusti Ngurah Rai Tampa sepi tak ada pengunjung. Berikut suasananya.
Bule mengaku diperas senilai Rp 15,6 juta gegarap paspor rusak saat masuk Bali, Kemenkumham merespons. (Foto: Getty Images/DICKY BISINGLASI)
Jakarta -

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu merespons curhatan turis Australia yang mengaku diperas petugas Imigrasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Dia menyebut tudingan turis bernama Monique Sutherland tersebut tidak benar.

"Informasi awal bahwa seluruh jajaran (Imigrasi) yang memeriksa saat itu, tidak ada melakukan sanksi. Tidak mengenakan biaya apa-apa," kata Anggiat di Denpasar, seperti dikutip dari detikBali, Rabu (12/7/2023).

Anggiat menyebut telah meminta keterangan dari tiga petugas Imigrasi yang memeriksa bule Australia tersebut saat dia dan ibunya tiba di Bali. Menurutnya, ketiga petugas bandara tersebut menjamin tidak ada pemerasan. Ketiganya juga telah melakukan tanda tangan di atas materai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau petugas Imigrasi menyatakan nggak ada (pemerasan). Tidak ada. Bahkan, kami bisa melihat CCTV-nya. Tidak ada," kata dia.

Meski begitu, Anggiat menegaskan masih mendalami pengakuan Sutherland yang menyebut diperas oleh petugas bandara sebesar AUD 1.500 atau Rp 15,2 juta lantaran paspornya rusak. Informasinya, Sutherland diperiksa saat tiba di Bali bersama ibunya bulan lalu, Senin (5/6).

ADVERTISEMENT

"Kami sudah melakukan pendalaman. Belum selesai," kata Anggiat.

Anggiat menuturkan Sutherland sempat didampingi oleh pihak maskapai saat diperiksa oleh petugas Imigrasi. Setelah itu, paspor dicap dan Sutherland diperbolehkan masuk ke Bali.

"Pada saat dia pemeriksaan, ada dari airlines yang mendampingi. Kemudian, paspor di-stamp, boleh masuk ke Bali, diserahkan ke airlines. Airlines yang berurusan dengan dia selanjutnya sampai ke Bea Cukai," kata Anggiat.

Apa yang terjadi kemudian, Anggiat melanjutkan, itulah yang kemudian dalami. Anggiat menyebut sudah mencoba menghubungi Sutherland melalui akun Twitter-nya maupun media sosial lainnya. Namun, hasilnya nihil.

Menurut Anggiat, penjelasan dari Sutherland diperlukan agar dapat menyimpulkan kejadian tersebut secara objektif.

"Itu yang perlu kami pendalaman lagi dan itu juga versinya petugas saya. Kami kan sebenarnya ingin komunikasi dengan yang bersangkutan (Sutherland dan ibunya), supaya lebih objektif," kata Anggiat.

"Sampai sekarang, kami belum berhasil berkomunikasi dengan dia (Sutherland). Media sosial kami text juga belum dijawab. Telepon yang ada di situ juga. Messenger juga tidak dijawab," Anggiat menambahkan.




(fem/fem)

Hide Ads