Umrah backpacker tengah diminati oleh banyak orang. Biaya yang dianggap lebih murah serta pengalaman yang berbeda, menjadi daya tarik sendiri.
Umrah backpacker merupakan kegiatan umrah yang tidak menggunakan jasa dari agen travel umrah, ataupun Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Hal ini menjadi opsi bagi jemaat yang ingin menjalani prosesi ibadah umrah dengan harga yang dianggap lebih hemat.
Namun, bukan hanya hemat. Justru umrah backpacker pun memberikan pengalaman yang berbeda. Jika umrah biasa dilakukan dengan rombongan jemaat, sedangkan umrah backpacker dilakukan dengan rombongan kecil, atau bahkan seorang diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman seru itu dialami oleh Siti Hairul Didy, yakni seorang warga Indonesia yang berkesempatan menjalani umrah backpacker bersama suami pada tahun 2018.
Ia menyebut itu adalah kali pertama baginya serta suami untuk beribadah umrah di Tanah Suci. Dalam kali pertama tersebut, mereka memutuskan untuk umrah backpacker setelah mendapatkan promo tiket pesawat ke Arab Saudi saat itu.
Bagi ia yang kali pertama datang ke sana, pengalaman umrah backpacker selayaknya traveling juga. Hal itu karena ia perlu menyusun sendiri jadwal perjalanan dan agenda di Arab Saudi.
"Kayak traveling gitu ya, karena memang kita nanti nentuin sendiri mau kemana. Karena kan kalau setelah selesai ritual umrah itu kan bebas ya, nanti kita mau jalan ke mana, saya sudah bikin schedule gitu nanti setelah ritual ibadahnya itu mau mampir ke sini mampir ke masjid ini," ucapnya kepada detikTravel, Kamis (12/10/2023).
Mak Irul, panggilan akrabnya, menyebut sejatinya ibadah umrah itu dilalui dengan waktu singkat. Sehingga, setelahnya jemaat dapat mengeksplorasi berbagai tempat atau destinasi. Irul menyebut kunjungannya saat itu yang hanya bersama suami lebih asik dan fleksibel.
"Paling enak gitu, gak tunggu-tungguan, karena kan kalau bareng rombongan tuh harus nungguin teman kumpul semua dulu, gitu kan bedanya," ucapnya.
Menurutnya, yang paling berkesan dari umrah backpacker adalah kesempatan membaur dengan jemaat umrah dari berbagai negara.
"Ya Karena kita umrohnya backpacker, gak bareng rombongan. Jadi berbaurlah dengan jemaat umroh dari berbagai negara. Kan yang dari luar negeri juga banyak kan ya yang umroh backpackeran," tuturnya.
Namun, dalam perjalanan umrah mandiri ini, Mak Irul juga menemukan kesulitannya tersendiri. Misalnya ketika menaiki transportasi publik. Saat itu, ia mesti menaiki taksi, karena terdapat larangan menaiki bus umum bagi perempuan.
"Kalau ke mana-mana kan berarti harus naik taksi sendiri, kalau di Arab Saudi itu bus umumnya perempuan kan nggak boleh naik waktu itu," katanya.
Selain itu ia pun menceritakan kesulitannya saat itu yang sempat ditolak oleh penginapan kendati telah memesan jauh-jauh hari. Alhasil ia mesti mencari penginapan lainnya dengan harga lebih mahal dan lokasi lebih jauh.
Namun begitu, ia menyebut biaya umrah yang mereka keluarkan saat itu terbilang relatif cukup hemat. Untuk biaya dua orang, saat itu mereka hanya menghabiskan sekitar Rp 18 jutaan.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?