Sungguh Terlalu! Gegara Nonton Drakor, 2 Remaja Korut 12 Tahun Kerja Paksa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sungguh Terlalu! Gegara Nonton Drakor, 2 Remaja Korut 12 Tahun Kerja Paksa

CNN Indonesia - detikTravel
Jumat, 26 Jan 2024 19:10 WIB
North Koreas leader Kim Jong Un greets supporters at the 5th National Meeting of Mothers in Pyongyang in this picture released by the Korean Central News Agency on December 5, 2023. KCNA via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THIS IMAGE. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN SOUTH KOREA.
Foto: Ilustrasi warga Korea Utara (via REUTERS/KCNA)
Pyongyang -

Korea Utara sungguh keterlaluan. Hanya gara-gara ketahuan nonton drakor dan video musik K-Pop, 2 remaja dihukum 12 tahun kerja paksa.

Sudah bukan rahasia lagi jika negeri yang dipimpin oleh Kim Jong Un tidak menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan tetangganya, Korea Selatan. Termasuk soal budaya K-Pop yang banyak digandrungi jutaan orang di belahan Bumi lainnya.

Yang terbaru, Korea Utara menjatuhkan hukuman 12 tahun kerja paksa terhadap dua remaja gegara ketahuan menonton musik video K-Pop hingga menonton serial drama Korea Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu rekaman video yang didapat Institut Pembangunan Korut dan Korsel (South and North Development Institute/SAND) memperlihatkan dua remaja berusia 16 tahun duduk di tengah kerumunan dan pihak berwenang tengah menjatuhkan vonis hukuman terhadap mereka.

Video itu menunjukkan dua siswa berbaju abu-abu diborgol sambil ditonton sekitar 1.000 siswa lainnya di sebuah amfiteater. Semua siswa, termasuk dua siswa berusia 16 tahun, mengenakan masker. Ini menunjukkan bahwa rekaman tersebut diambil selama pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan rekaman tersebut, para siswa dijatuhi hukuman usai dinyatakan bersalah karena menonton dan menyebarkan film, musik, dan video musik Korsel selama tiga bulan.

"Mereka tergoda budaya asing dan akhirnya menghancurkan hidup mereka," kata narator dalam video itu seperti dikutip Reuters, Minggu (21/1).

Video itu juga menampilkan cuplikan gambar anak-anak perempuan yang diborgol dan potongan klip yang memperlihatkan perempuan Pyongyang mengenakan busana dan gaya rambut ala perempuan Korea Selatan.

Namun, Reuters tidak bisa memverifikasi video tersebut secara independen. Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh BBC.

Selama bertahun-tahun, Korea Utara menerapkan hukuman berat kepada siapa saja yang kedapatan menikmati konten hiburan Korsel bahkan meniru cara berbicara mereka.

Langkah itu sebagai upaya Korea Utara memerangi pengaruh luar sejak undang-undang "pemikiran anti-reaksioner" yang diberlakukan pada 2020.

Jenis hukuman yang bersifat publik itu juga menjadi peringatan bagi warga Korut agar tak mengulangi aksi serupa.

Presiden dari SAND dan Doktor Ilmu Politik di Universitas Tokyo Choi Kyung Hui menilai fenomena itu menunjukkan gaya hidup Korsel lazim di masyarakat Korut.

"Saya rasa video ini diedit sekitar tahun 2022, yang menyusahkan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un adalah generasi muda Milenial dan Gen Z telah mengubah cara berpikir mereka," kata Choi.

Dia kemudian berujar, "Saya pikir dia berupaya mengembalikan [gaya hidup] dengan cara Korea Utara."

Hubungan Korut dan Korsel memanas dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru, Kim bahkan resmi menutup pintu rekonsiliasi dengan Negeri Ginseng.

Dia juga menutup sejumlah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola hubungan Korut dan Korsel.

"Ini adalah kesimpulan akhir yang diambil dari sejarah pahit hubungan antar-Korea bahwa kita tak bisa menempuh jalan pemulihan nasional dan reunifikasi bersama," kata Kim pada pekan lalu, dikutip Associated Press.

Kim Jong Un menganggap reunifikasi dengan Korsel sudah tak memungkinkan. Dia bahkan menyalahkan pemerintah Negeri Ginseng yang menyebabkan upaya unifikasi hancur.


-----

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.




(wsw/wsw)

Hide Ads