Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menemukan borok lain Boeing. Sejumlah pegawai menutupi kelemahan Boeing karena takut pindah divisi atau tidak naik jabatan.
Menyitir CNN, Kamis (29/2/2024), FAA mengatakan Administrator FAA, Mike Whitaker, dan CEO Boeing, Dave Calhoun, telah mengadakan pertemuan sehari penuh pada Selasa (27/2). Whitaker menyampaikan tuntutan agar Boeing segera melalukan inspeksi selama 90 hari.
Pertemuan itu terjadi sehari setelah penyelidikan dari FAA dalam kurun waktu setahun terakhir mendapatkan temuan "ada yang terputus" antara eksekutif dan karyawan Boeing. Celakanya, itu soal keselamatan.
Penyelidikan itu juga mendapati karyawan takut dipindahtugaskan atau karirnya terhenti andai melaporkan masalah keselamatan.
Pertemuan tersebut mendahului rilis dari audit FAA selama enam minggu terhadap lini produksi Boeing. Audit itu dipicu oleh temuan para penyelidik bahwa baut penting tidak dipasang pada steker pintu Boeing 737 Max 9 yang meledak di tengah penerbangan hingga panel jendela copot saat di angkasa.
FAA mengatakan bahwa Boeing harus memiliki renanca untuk mengatasi kelemahan penerapan Safety Management System atau SMS dan mengintegrasikan program SMS dengan program kualitas lainnya.
SMS adalah sebuah buku panduan yang seharusnya memandu para karyawan tentang prosedur yang harus mereka ikuti untuk memastikan pesawat aman.
Meskipun telah dilakukan penulisan ulang secara besar-besaran terhadap manual tersebut dalam beberapa tahun terakhir, panel tersebut menemukan bahwa "banyak karyawan Boeing yang tidak menunjukkan pengetahuan tentang upaya SMS Boeing, atau tujuan dan prosedurnya."
Panel yang melaporkan kekurangan keselamatan Boeing pada hari Senin merekomendasikan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut dalam waktu enam bulan, arahan baru FAA menetapkan jadwal yang lebih cepat.
"Rencana yang dihasilkan dari Boeing harus mengarah pada perubahan yang terukur dan sistemik dalam kontrol kualitas manufaktur," kata FAA.
Boeing memiliki sejarah kelalaian dalam hal keselamatan. Insiden ledakan pada 5 Januari memicu penghentian sementara (grounding) darurat selama 19 hari untuk semua Max 9 dan memicu kembali pengawasan terhadap Boeing setelah kecelakaan fatal Max 8 pada tahun 2018 dan 2019.
Simak Video "Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump"
(msl/fem)