
Jakarta - Tsunami melanda Aceh 13 tahun yang lalu. Ada banyak luka, kisah dan kenangan yang bisa dikenang dan diceritakan, salah satunya lewat Museum Tsunami Aceh.Awal tahun 2016 saya memperoleh kesempatah untuk menginjakan kaki dikota Banda Aceh melalui ajakan seorang kawan saat kuliah di Surabaya dulu. Rencananya saya akan mengajar pada salah satu PTN yang ada dikota Banda Aceh. Sebelum berangkat saya sudah melalukan survey didunia maya melalui youtube tentang Aceh dan saya semakin tertarik untuk menjelajahi Aceh. Sejujurnya saya penasaran dengan Aceh, karena selama ini saya hanya mendengar aceh melalui media saja. Beberapa kali saya melihat media memberitakan tentang penerapan syariat di Aceh, seperti hukum cambuk di sana. Sehingga saya ingin membuktikan secara langsung seperti apa Aceh sebenarnya. Akhir januari 2016, saya tiba di Banda Aceh dan langsung dijemput oleh kawan saya yang memang asli dari Banda Aceh. Almrhumah Ibunda kawan saya tersebut merupakan salah satu korban dari Bencana Tsunami tahun 2004. Sebenarnya saya tidak ingin membangkitkan luka lama dari mereka, hanya saja mereka selalu tampak terlihat antusias ketika cerita tentang bencana yang sudah belasan tahun lalu itu. Walau terkadang guratan kesedihan masih tampak dari raut mereka.Saya sempat mengunjungi Museum Tsunami yang merupakan museum rancangan Bapak Ridwan Kamil, Walikota Bandung saat ini. Museum tersebut memberikan berbagai informasi tentang musibah Tsunami pada Tahun 2004. Pada pintu masuk kita akan disambut sebuah lorong gelap yang didindingnya ada gemericik air serta lantunan ayat suci atau shalawat yang membuat kita seolah-olah meresakan kegelapan masyarakat aceh pada saat bencana itu terjadi. Ada sebuah ruang melingkar dengan dinding tinggi yang bertuliskan nama-nama korban bencana tsunami. Tentu mereka dan korban yang ditinggalkan tidak pernah menduga bahwa nama mereka akan tertulis disana. Setelah mengunjungi museum tersebut rasanya tiba-tiba saya kangen sekali dengan keluarga dirumah. Hal tersebut membuat saya bersyukur dengan keluarga yang saat ini masih saya miliki. Ada hal menarik yang juga saya amati di Aceh pasca bencana tsunami 2004. Kejadian tersebut menyebabkan banyak orang-orang kehilangan anggota keluarganya, ibu, bapak, anak, istri, suami dan yang lainnya. Saya rasa musibah tsunami ini membuat masyarakat Aceh semakin erat satu sama lainnya. Dan mengapa bencana tersebut terjadi di Aceh? Karena saya rasa masyarakat Aceh sangat kuat menghadapi bencana tersebut karena kedekatan mereka dengan Allah SWT sang maha pencipta.
Komentar Terbanyak
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Profil PT KWE yang Disebut-sebut Mau Bikin 600 Vila di Pulau Padar