Penerbangan kami dari Ende ke Sumba dijadwalkan berangkat pada hari Minggu, tanggal 17 Oktober 2010, pukul 10.00 WITA. Dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit saja dengan menggunakan ojek motor seharga Rp. 10.000 per orang, untuk tiba di Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende.
Cuaca sedikit mendung ketika kami meninggalkan Ende. Tapi tak lama berselang, teriknya matahari Sumba segera menggantikanya. Lembah dan bukit tampak cantik di ketinggian ini. Hamparan padang hijau dan sabana menyelimuti sebagian pulau tersebut. Saya terkesima. Pemandangan seperti ini tidak pernah saya lihat selama berada di Flores. Hanya sepasang kata yang terucap, luar biasa.
Pendaratan dilakukan dengan mulus di Bandara Tambolaka, Sumba Barat. Kami menunggu bagasi untuk diturunkan. Lama menunggu tapi tidak datang juga. Sampai akhirnya Pak Yoakhim menanyakan keberadaannya kepada petugas. Ketika kami tunjukan label bagasi, tertulis DPS - Denpasar! Panik sekali saya, karena khawatir bagasi tersebut telah dikirim ke Bali. Segera saya dan Simbah berlari ke arah pesawat yang bersiap melanjutkan penerbangan ke Denpasar.
Untunglah, bagasi kami berhasil ditemukan walau harus sedikit berkeringat dan berimajinasi seandainya bagasi itu terbawa hingga Bali. Kami bernapas lega dan tertawa sambil memegang tas masing-masing. Penyambutan yang baik di hari pertama menginjakan kaki di Sumba. Mungkin dia hanya ingin mengucapkan "Selamat Datang!" sembari nyengir lebar dengan wajarnya yang polos.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!