Pulau Rupat di Provinsi Riau masuk ke dalam zona hijau COVID-19. Terlepas dari fakta itu, di sana ada suku asli Akit yang punya metode penyembuhan tradisional.
Sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia, Pulau Rupat menyimpan salah satu keunikan budaya lewat Suku Akit yang banyak ditemui di Kecamatan Rupat Utara. Mereka pribadi juga disebut sebagai suku pertama yang mendiami pulau tersebut di awal berdirinya.
Baca juga: Mengenal Suku Akit, Suku Asli Pulau Rupat |
Salah satu kearifan budaya Suku Akit itu bernama Tradisi Bedekeh, sebuah metode pengobatan tradisional oleh dukun suku setempat yang dipercaya bisa mengobati semua penyakit. Dalam ekspedisi Tapal Batas detikcom yang didukung oleh BRI, detikTravel berusaha mencari tahu lebih jauh soal tradisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunikan itu juga dijelaskan oleh Sekretaris Camat Rupat Utara, Ahmad Tarmizi saat ditemui detikTravel di kantornya.
"Menariknya di Rupat Utara ini kita bukan hanya Suku Melayu, tapi juga ada suku-suku lain yang termasuk mayoritas juga, Suku Akit. Di samping budaya yang saya sebutkan tadi juga ada pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat Suku Akit. Ini adalah bedekeh, sama dengan membaca mantra untuk mengobati orang yang sakit," cerita Ahmad.
![]() |
Penasaran, detikTravel pergi ke Desa Titi Akar di Kecamatan Rupat Utara yang menjadi salah satu pemukiman utama Suku Akit. Setelah menempuh perjalanan darat dan diselingi menyeberangi sungai dengan rakit, kami disambut oleh salah satu masyarakat sepuh Suku Akit yang bernama Anyang Be.
Lebih lanjut, Anyang Be yang mengaku dari Suku Akit Atas menjelaskan akan adanya Bomo, sebutan untuk dukun atau tabib yang keberadaannya hadir lebih dulu sebelum dokter atau puskesmas.
"Kami orang Suku Akit Atas ini dulunya sebelum sekarang tak ada dokter, kami percaya dengan alam. Dukun-dukun kampung, ya namanya Bomo. Mengobat orang-orang yang sakit, dulunya itu," ujarnya.
Hanya saja, praktek tradisi bedekeh oleh bomo itu tidak sepenuhnya mistis atau melibatkan roh halus. Mereka juga menggunakan tanaman herbal yang diracik seperti jamu.
"Pakai akar-akar kayu. Ada yang pakai dukun, keturunan orang zaman dulu. Seperti demam panas ada akar kayunya, diambil dari dalam hutan. Ramuan nenek moyang zaman dulu," ujar Ayang Be.
Selanjutnya: Bedekeh disertai dengan ritual khusus dan kehadiran fasilitas kesehatan
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol