6. Vancouver, Kanada
Kawasan Chinatown Melbourne didirikan Victoria Gold Rush pada 1854. Di kawasan Richmond, separuh penduduknya adalah Tionghoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kota ini dijuluki Hongcouver, karena menjelang serah terima Hong Kong ke China pada 1997, para imigran kaya membanjiri Vancouver. Uniknya lagi, mantan Wali Kota Vancouver, Gregor Robertson, cukup fasih berbahasa mandarin.
7. San Francisco, AS
Chinatown atau Pecinan di San Francisco, AS, termasuk yang tertua di dunia. Komunitas Tionghoa di kota ini sudah ada sejak era 1840. Sejak 1960, banyak masyarakat Tionghoa di kota ini pindah ke distrik Sunset dan Richmond, sedangkan imigran yang lebih baru biasanya menetap di pinggiran kota sekitar Bay Area.
![]() |
Di sepanjang kawasan ini traveler akan menemukan beragam ornamen khas China seperti lampion, gambar naga, papan petunjuk bilingual (Inggris-Cina), serta deretan toko penjual obat herbal dan restoran.
8. London, Inggris
Pecinan di London disebut sebagai pecinan terbesar di Eropa. Awalnya, para pelaut dan pedagang China menetap di East End pada akhir abad ke-18, tetapi penghancuran daerah tersebut selama Perang Dunia II ditambah dengan kurangnya pekerjaan membuat komunitas tersebut menyusut.
Tapi, hal itu dipulihkan dengan kembalinya prajurit Inggris yang pernah bertugas di Asia dan mengembangkan cita rasa makanan China.
Sepanjang 1960-an, ribuan orang Tionghoa berdatangan dari Hong Kong dan membuka banyak restoran di dalam dan sekitar Gerrard Street.
Saat ini, pecinan London terletak di pusat kota London yang sibuk, antara Soho, Leicester Square, Piccadilly Circus, dan Covent Garden, dengan turis yang berbondong-bondong ke daerah tersebut untuk mengunjungi restoran, kedai teh, supermarket, dan dokter tabib.
Baca juga: Tak Ada Kemeriahan Imlek di Tokyo Tower |
9. Jakarta
Indonesia memiliki cukup banyak kawasan pecinan, di Jakarta, Semarang, dan Medan, juga Singkawang. Nah, di Jakarta pecinan ada di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.
![]() |
Kawasan pecinan yang sudah ada sejak era 1700 itu mengajak traveler menuju peradaban China di masa lampau. DI sana terdapat Vihara Dharma Bakti yang termasuk vihara tertua di Jakarta. Kemudian, Gereja De Fatima, yang masih mempertahankan arsitektur China.
Pasarnya pun masih menawarkan berbagai makanan China, juga tabib dan toko obat China.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol