Barulah pada tahun 1922 R D Banerji, seorang petugas ASI, percaya bahwa dia melihat sebuah stupa yang terkubur. Struktur stupa mirip gundukan tempat umat Buddha biasanya bermeditasi.
Penemuan tersebut membuat Mohenjo-Daro kembali diperhatikan. Tim arkeologi dayang dan melakukan penggalian besar-besaran - terutama oleh arkeolog Inggris Sir John Marshall. Dialah yang membuat Mohenjo-daro masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1980.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisa-sisa reruntuhan yang mereka temukan mengungkapkan tingkat urbanisasi yang sebelumnya tidak terlihat dalam sejarah. UNESCO bahkan memuji Mohenjo-daro sebagai reruntuhan Lembah Indus yang "terlestarikan".
Modernisasi kota ini terlihat dari sistem sanitasi yang jauh melampaui zamannya. Ketika drainase dan toilet pribadi menjadi kemewahan para orang kaya di Mesir dan Mesopotamia, di Mohenjo-daro, toilet dan selokan tertutup ada di mana-mana.
![]() |
Dari penggalian ini pula ditemukan lebih dari 700 sumur yang masuk dalam sistem pemandian pribadi. Pemandian besar berukuran 12mx7m untuk penggunaan komunal juga ditemukan.
Bukan cuma toilet yang dimiliki oleh tiap rumah, limbah rumah tangga pun dibuang dengan sistem pembuangan yang canggih di seluruh kota. Kecanggihan ini juga didukung dengan pemahaman lingkungan dari penduduknya.
Menyadari kotanya terletak tepat di sebelah barat Sungai Indus, mereka membangun anjungan pertahanan banjir dan sistem drainase yang mengesankan untuk melindungi diri dari banjir tahunan.
Selain itu, mereka adalah pemain kunci dalam jaringan perdagangan laut yang terbentang dari Asia Tengah hingga Timur Tengah.
Selama berabad-abad, mereka menghasilkan tembikar, perhiasan, patung, dan barang-barang lain yang diukir dengan rumit yang tersebar di mana-mana dari Mesopotamia hingga Oman saat ini.
Tak terbayang betapa hebatnya Mohenjo-Daro pada saat itu.
Kini kota bersejarah yang pernah hilang itu telah diubah jadi taman lokal yang rindang dan teduh. Tapi, entah kenapa jarang sekali turis yang tahu soal situs ini dan warga lokal pun 'tak begitu' minat dengan keindahan dan sejarahnya.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!