Masyarakat Adat Baduy meminta Presiden Joko Widodo untuk menghapuskan kawasan adat Baduy dari destinasi wisata. Selain itu masyarakat Baduy meminta agar pemerintah bisa membantu menghapus citra satelit yang ada pada mesin pencarian Google atau menjadi restricted area, pun menghapus dan menjaga foto-foto mengenai beberapa daerah adat yang terdapat di wilayah Baduy.
Jaro Saidi, salah satu Pemangku Adat di Baduy mengatakan bahwa kehidupan masyarakat Baduy mulai terusik akibat masifnya eksploitasi wilayah Baduy yang tersebar di media sosial. Keputusan Adat Baduy ini sepertinya sudah bulat. Mereka sudah membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo soal hal tersebut.
Keputusan ini dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketenangan mereka terusik karena foto-foto kawasan Baduy yang menggambarkan aktivitas sehari-hari mereka sudah tersebar di internet, bahkan orang orang bisa dengan mudah mencari informasi tentang Baduy di internet," ungkap Jaro Saidi disela pertemuan tersebut.
Jaro Saidi mengungkapkan keresahannya bahwa pencemaran lingkungan di wilayah Baduy semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan persoalan baru. "Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut," ungkap Jaro Saidi.
Kawasan Baduy selama ini sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata sehingga mendatangkan banyak wisatawan yang ingin menikmati wisata budaya.
Namun meningkatnya kunjungan wisatawan mendatangkan persoalan baru yang jika tidak dilakukan langkah-langkah antisipatif sedari dini, bisa menyebabkan runtuhnya tatanan nilai adat pada generasi mendatang.
Setelah sekian lama merasa terusik oleh pariwisata maka masyarakat Adat Baduy mengajukan permohonan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata. Mereka berharap wilayah Baduy ditetapkan menjadi cagar alam dan cagar budaya.
Baca juga: Baduy Dalam Ditutup Selama 3 Bulan ke Depan |
(ddn/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol