Presiden Jokowi mencanangkan Labuan Bajo sebagai tempat wisata super premium. Labuan Bajo sendiri masuk dalam 5 Destinasi Super Prioritas yang akan digarap pemerintah untuk memaksimalkan potensi wisatanya.
"Labuan Bajo ini super premium. Ini hati-hati, saya sudah ingatkan hati-hati. Jangan sampai campur aduk super premium dengan yang menengah ke bawah," kata Jokowi Kamis (28/11) kemarin di acara 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, wacana tersebut justru menjadi polemik. Khususnya, bagi warga lokal di Labuan Bajo sendiri, termasuk warga di Desa Komodo di Pulau Komodo.
Hamnor, salah satu naturalis guide di Pulau Komodo misalnya. Dia menjelaskan, wacana menjadikan Labuan Bajo sebagai tempat wisata super premium (termasuk wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo USD 1.000) sudah bikin turis was-was.
"Wacana kenaikan tiket masuk Pulau Komodo sebesar USD 1.000 atau sekitar Rp 14 juta saja sudah membuat wisatawan dalam negeri dan turis mancanegara was-was. Begitu pula dengan wacana wisata super premium yang belum diinformasikan jelas bagaimana detailnya," ujar Hamnor kepada detikcom, pada Senin (2/12) kemarin.
BACA JUGA: Ketakutan Warga Lokal jika Labuan Bajo Jadi Wisata Super Premium
BACA JUGA: Wacana Tiket Masuk Komodo Rp 14 Juta, Bule Italia Takut
Bagaimana tanggapan Menparekraf Wishnutama?
"Segala sesuatu ada yang menolak, ada yang mendukung. Tapi kita lihat sisi positifnya-lah kalau untuk ini," katanya kepada awak media di Istana Negara, Selasa (3/12/2019).
![]() |
Dia pun menjelaskan, pasti ada strategi untuk menghadapi polemik tersebut. Dia menjelaskan, wisata super premium lebih menekankan pada spending turis sehingga yang diincar adalah quality tourism bukan quantity tourism.
"Secara detailnya (wisata super premium), kita masih pelajari," pungkas Wishnutama.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol