Isu permohonan penutupan destinasi wisata Baduy mengundang respons dari berbagai pihak. Kali ini Bupati Lebak angkat bicara.
Bupati Lebak mengaku akan berkomunikasi dengan pimpinan tertinggi adat Baduy atau puun soal adanya usulan penghapusan destinasi wisata yang diwakilkan oleh seorang bernama Heru Nugroho. Ia sendiri belum yakin bahwa usulan tersebut dari puun karena belum ada komunikasi antara tetua adat dengan pemkab.
"Tapi ini nggak ada komunikasi, belum dipastikan ini resmi dari puun," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya saat ditemui wartawan di Pemkab Lebak, Rangkasbitung, Selasa (7/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkab sebetulnya akan mengikuti kebijakan dari masyarakat adat jika disampaikan oleh pimpinan tertinggi. Karena biasanya, ada musyawarah terlebih dahulu baik itu antara tetua dan diikuti oleh perwakilan pemkab atau bupati sendiri.
"Kami itu kebijakan kami mengikuti apa yang disampaikan oleh puun, semua bisa dikomunikasikan. Maka itu saat ini belum bisa mengambil kebijakan seperti apa sebelum komunikasi dengan puun. Saya biasanya komunikasi dengan puun Cibeo, saya yang datang," tambahnya.
Bupati juga mengaku tidak pernah mendengar nama Heru Nugroho yang diberi mandat untuk memberikan permohonan penghapusan destinasi wisata sampai ke presiden. Karena setahu bupati, biasanya perwakilan adat melakukan musyawarah.
"Saya belum pernah dengar Heru Nugroho. Biasanya kami langsung ke sana dengan puun," tambahnya.
Keputusan penetapan Baduy sebagai destinasi wisata sendiri ada di pemerintah pusat. Kebetulan Baduy ada di wilayah Lebak dan pengunjung ke masyarakat adat di sana harus mengikuti aturan adat.
Soal ada keluhan wisatawan atau apapun di masyarakat adat, biasanya selalu ada masukan ke pemkab. Jaro Saidi yang dituakan juga kadang menyampaikan hal serupa bahkan ke rumah bupati.
Oleh sebab itu, Dinas Pariwisata hari ini sedang melakukan musyawarah dengan pihak Baduy. Nanti pihak bupati akan datang ke sana setelah diizinkan oleh puun. "Karena waktunya bukan saya yang menentukan, biasanya mereka ini ada larangan atau apa, waktunya kapan," pungkasnya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol