Marshaller atau tukang parkir pesawat tak membawa peluit saat bekerja memandu pesawat di apron bandara. Mereka hanya memiliki dua alat utama yang digunakan untuk bekerja.
Dua alat utama marshaller ini digunakan di waktu yang berbeda. Alat tukang parkir pesawat di siang hari tidak akan digunakan pada malam hari dan sebaliknya.
Alat-alat marshaller yang digunakan untuk memandu pesawat parkir dijelaskan oleh Arif Husni. Ia sudah 10 tahun bekerja di Gapura Angkasa sebagai tukang parkir pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya bet dan lampu marshalling seperti kepunyaan polisi lalu lintas. Bet itu berbentuk bulat bergagang kayu, seperti raket ping pong atau tenis meja," kata Arif di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, beberapa hari lalu.
"Bet digunakan saat siang hari dan lampu digunakan saat malam hari. Jadi kalau malam hari tak perlu membawa bet lagi," dia menjelaskan.
Tukang parkir pesawat atau marshaller juga memiliki tanggung jawab besar dalam kelancaran suatu penerbangan. Karena, ketika mereka teledor maka bukan tidak mungkin terjadi gesekan dengan bangunan atau pesawat lainnya.
"Kita selalu mengutamakan safety dalam bekerja agar pesawat masuk secara aman dan tidak terjadi insiden yang mengakibatkan pesawat itu rusak atau tidak dapat terbang lagi," kata Arif.
Selama satu dekade, ia mengaku pernah melakukan kesalahan saat memandu pesawat parkir. Apa itu? Apakah fatal?
"Paling kesalahannya nggak fatal, cuma arahnya saja yang meleset. Tidak sesuai garis saja dan masih bisa ditolerir," dia menegaskan.
Seperti diketahui, pesawat parkir harus pas di garis yang sudah ditentukan. Karena, pesawat ini akan terhubung dengan garbarata sebagai jalan masuk penumpang setelah melewati gerbang boarding.
Satu lagi, marshaller atau tukang parkir pesawat juga memakai pakaian khusus. Mereka biasanya memakai pakaian atau rompi mencolok dengan garis atau strip glow in the dark.
***
Ini adalah artikel bersambung. Serba-serbi marshaller masih berlanjut di konten selanjutnya...
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum