Kala Bumi Menghangat, Petir Jadi Sering Menyambar di Kutub Utara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kala Bumi Menghangat, Petir Jadi Sering Menyambar di Kutub Utara

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 18 Apr 2021 21:29 WIB
Gunung Semeru meletus dan meluncurkan awan panas, Selasa (1/12). Luncuran awan panas itu dibarengi dengan kilatan petir. Begini penampakannya.
Ilustrasi petir (Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikcom)
Alaska -

Kutub Utara dan sekitarnya dikabarkan semakin menghangat. Efek dari kejadian ini tak hanya pada gletser tapi juga kini sering terjadi sambaran petir.

Diberitakan CNN, Minggu (18/4/2021), Arktik bukanlah kawasan yang biasa terjadi sambaran petir. Karena, udaranya tidak cukup hangat untuk menciptakan badai.

Tapi kini, saat Arktik memanas dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, frekuensi petir itu juga berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktanya, petir Arktik telah meningkat tiga kali lipat hanya dalam satu dekade terakhir. Kegiatan anomali itu dilaporkan sebuah studi terbaru di Geophysical Research Letters.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Washington itu menggunakan data yang dikumpulkan oleh jaringan sensor petir, World Wide Lightning Location Network (WWLLN). Sistem ini telah melacak sambaran petir secara global sejak 2004.

ADVERTISEMENT

Data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi sejumlah sambaran petir di atas garis lintang 65 derajat. Jumlahnya meningkat secara signifikan dari 2010 hingga 2020.

Sementara ini, studi itu difokuskan pada area di dalam Lingkaran Arktik bagian utara, meliputi Kanada, Alaska, Rusia, Greenland, dan Samudera Arktik tengah. Tak semua area tersebut memiliki hasil yang sama.

Kebakaran hutan yang disebabkan petir

Peningkatan sambaran petir yang lebih besar di Lingkar Arktik atau Kutub Utara terjadi di Belahan Bumi Timur, khususnya di Siberia.

Hal ini kemungkinan karena petir lebih mungkin terjadi di atas tanah bebas es daripada di lautan atau di atas gletser besar seperti di Greenland atau Antartika.

Hal yang memprihatinkan ini mempengaruhi daerah di Rusia utara. Karena, mereka mengalami peningkatan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, jumlah petir yang meningkat tiga kali lipat bukan berarti akan selalu memicu kebakaran hutan. Memang, Siberia utara maupun Kanada tertutup hutan lebat yang sangat mudah terbakar.

"Di ekosistem Arktik dan hutan boreal, api membakar karbon organik yang tersimpan di tanah dan mempercepat pencairan permafrost, yang melepaskan metana, gas rumah kaca lainnya, saat dicairkan," menurut NASA.

Selain itu, asap api yang mengandung sejumlah polutan termasuk karbon monoksida, nitrogen oksida, senyawa organik yang mudah menguap, dan partikel aerosol padat dapat menyebar ratusan mil di atmosfer.

Jadi kondisi di Kutub Utara ini tidak hanya berbahaya untuk warga lokal tetapi juga untuk mereka yang berada di kejauhan.




(msl/ddn)

Hide Ads